Selasa, 24 April 2012

Pembelajaran Kolaboratif


"PEMBELAJARAN KOLABORATIF DAN INDIVIDUAL”


14 level keterampilan pembelajaran kooperatif (Johnson dkk.1984:45):
a.    Pembentukan (Forming)
Keterampilan dasar yang dibutuhkan atau diperlukan untuk menetapkan berfungsinya kelompok belajar kooperatif.
Contoh:
Adanya difusi pembagian tugas, masing-masing anggota kelompok mendapat pembagian tugas yang merata. Setiap kelompok dibagi secara heterogen yang terdiri dari 3-4 orang.
b.    Pemanfaatan (functioning)
Keterampilan yang dibutuhkan atau diperlukan untuk mengelola kegiatan-kegiatan kelompok dalam menyelesaikan tugas dan dalam menjaga efektivitas hubungan kelompok diantara para anggota
Contoh:
·         Keterampilan tingkat bawah
Menghargai kontribusi, hal ini berarti memperhatikan/ mengenal apa yang dapat dikatakan atau dikerjakan anggota lain. Bukan berarti harus harus setuju kelompok lai, dapat saja kritik terhadap ide-ide.
Mendorong partisipasi, mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok. Keterampilan ini perlu karena jika ada siswa yang tidak berpartisipasi dalam kelompok maka hasil dari kelompok tidak akan terselesaikan pada waktunya atau hasilnya kurang memuaskan.
·         Keterampilan tingkat menengah
Bertanya berarti siswa dapat meminta atau menanya atau penjelasan. Dapat mendorong anggota kelompok yang sedang tidak aktif atau malu untuk ikut berperan serta dalam kegiatan
Mendengar dengan aktif , berarti mampu menggunakan pesan pisik, dan lisan sehingga pembicara tahu bahwa siswa bisa menyerap informasi .
·         keterampilan tingkat mahir
Mengelaborasi, berarti mampu memperluas konsep, kesimpulan dan menghubungkan pendapat-pendapat dengan tpik-topik tertentu.
Berkompromi, berarti membangun rasa hormat kepad orang lain, belajar untuk mengkritik pendapat dan bukan mengkritik orangnya dan mengurangi perbedaan.
 

c.    Perumusan (formulating)
Keterampilan yang dibutuhkan atau diperlukan untuk membangun level pembaharuan yang lebih dalam tentang bahan-bahan yang sedang dipelajari, mendorong pemanfaatan strategi-strategi nalar yang berkualitas yang lebih tinggi dan memaksimalkan penguasaan dan ingatan tentang bahan yang ditugaskan.
Contoh:
Siswa dapat merumuskan perbedaan antara besaran pokok dan besaran turunan  dengan melakukan percobaan  terhadap objek.
d.    Penguatan (Fermenting)
Keterampilan yang dibutuhkan atau diperlukan untuk mendorong pengonsepan kembali tentang bahan-bahan yang sedang dipelajari, konflik, kognitif, penyelidikan, lebih lanjut informasi dan komunikasi tentang rasional dibelakang kesimpulan-kesimpulannya.
Contoh:
 Sisiwa dapat mengkomunikasikan tentang hasil suatu eksperimen dalam bentuk presentasi kelompok.
  
    Perbedaan pembelajaran kooperatif tipe Johnson dan Slavin
·      Jhonson
Mengemukakan cooperative adalah mengerjakan sesuatu bersama –sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu tim untuk mencapai tujuan bersama. Cooperative learning berarti juga belajar bersama, saling membantu antara yang satu dengan yang lain dalam belajar dan meastikan setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukansebelumnya.
·      Slavin
Mengatakan cooperative learning telah dikenal sejak lama, pada saat itu guru mendorong para siswa untuk kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching). Selain itu, alur proses belajar mengajar tidak harus seperti lazimnya selama ini, guru terlalu mendominasi proses belajar mengajar, segala informasi berasal dari guru, ternyata siswa dapat juga saling belajar mengajar sesama mereka.

Perbedaan mendasar dari kedua pendapat tersebut diatas adalah:
Jhonson
Slavin
lebih menekankan pada siswa melalui aktifitas pemberdayaan anggota kelompok untuk meningkatkan kerjasama dalam kelompok pembelajaran.
lebih menekankan pada guru. Dalam proes pembelajaran guru lebih berperan dan informasi semuanya berasal dari guru.

3.    Pembelajaran kooperatif akan efektif dilakukan oleh guru apabila:
a.    Memastikan bahwa para siswa kelihatan sangat memerlukan keterampilan tersebut.
b.    Memastikan bahwa para siswa mengerti apa keahliannya dan kapan waktunya digunakan
c.    Merancang situasi belajar yang praktis dan mendorong penguasaan keahliannya.
d.    Memastikan bahwa para siswa memiliki waktu dan menyusun kebutuhan untuk mendiskusikan bagaimana menggunakan keahliannya.
e.    memastikan bahwa para siswa tekun dalam mempraktekkan keahliannya sampai keahlian tersebut terlihat sebagai aktifitas yang alami.

4.       Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif pada umumnya dan  perbedaan dengan pembelajaran konvensional yang biasa dilaksanakan oleh guru.
·      Hambatan-hambatan
1.    Kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam grup.
2.    Banyak orang mempunyai kesan negative mengenai kegiatan kerja sama atau belajar dalam kelompok
3.    Banyak siswa yang tidak senang disuruh bekerja sama dengan orang lain.
4.    Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai
5.    Siswa yang tekun merasa teman yang kurang mampu hanya menurut sja pada hasil jerih payah mereka
6.    Adanya perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok
7.     Pembahagian kerja yang kurang adil (banyak pengajar hanya membagi siswa dalam kelompok lalu memberikan tugas untuk menyelesaikan sesuatu tanpa pedoman mengenai pembagian tugas).

·       Perbedaan
                             Perbedaan kelompok belajar pada pembelajaran kooperatif  dengan kelompok pembelajaran  Konvensional adalah sebagai berikut:
Kelompok belajar pada belajar Kooperatif
Kelompok belajara pada belajar Konvensional
1.  Kepemimpinan bersama
2.  Saling ketergantungan yang positif
3.  Keanggotaan yang heterogen
4.  Mempelajari keterampilan-keterampilan kooperatif
5.  Tanggung jawab terhadap hasil belajar seluruh anggota kelompok
6.  Menekankan pada tugas dan hubungan kooperatif
7.  Ditunjang oleh guru
8.  Satu hasil kelompok
9.  Evaluasi kelompompok
1.  Satu pemimpin
2.  Tidak saling tergantung
3.  Keanggotaan yang homogen
4.  Asumsi adanya keterampilan sosial
5.  Tanggung jawab terhadap hasil belajar sendiri
6.  Hanya menekankan pada tugas
7.  Di arahkan oleh guru
8.  Beberapa hasil individual
9.  Evaluasi individual

1 komentar:

  1. A Review of the Best Baccarat Casinos in 2021 - FEBCASINO
    The Top 10 Baccarat Casinos 1xbet Online in 2020 · 1. Red Dog – Best Overall Online Casino · 2. Bovada – Best Overall Casino 온카지노 Online 바카라 for Mobile · 3.

    BalasHapus