MANFAAT
TEORI BELAJAR BAGI PENDIDIK
PROFESIONAL
I. Pendahuluan
Pengajaran
identik dengan pendidikan. Proses pengajaran adalah proses pendidikan. Setiap
kegiatan pengajaran adalah untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengajaran adalah
suatu proses aktivitas mengajar dan belajar, didalamnya terdapat dua subjek
yang saling terlibat, yaitu guru dan peserta didik. Belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam melaksanakan setiap
jenis dan jenjang pendidikan. Adanya proses yang panjang dan tertata dengan
rapi serta berjenjang akan memungkinkan belajar menjadi lebih baik dan efisien.
Dalam keseluruhan
proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling
pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapai tujuan pendidikan
hanya bergantung kepada bagaimana proses belajar yang di alami oleh murid
sebagai anak didik. Menurut Cronbach dia mengemukakan dalam bukunya educational
psychology dengan menyatakan bahwa “Belajar dengan yang sebaik-baiknya adalah
dengan mengalami dan dalam mengalami itu sipengajar mempergunakan panca
indranya.
Tantangan
dalam dunia pendidikan ke depan adalah mewujudkan proses demokratisasi belajar.
Pembelajaran yang mengakui hak anak untuk melakukan tindakan belajar sesuai karakteristiknya
dan potensi yang ada dalam diri anak. Salah stu faktor dalam lingkungan belajar
yang mengedepankan keaktifan anak adalah realness, yaitu sikap sadar diri bahwa
anak memiliki kekuatan disamping kelemahan, memiliki keberanian di samping rasa
takut.
Teori
belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang psikologi bahwa ada
beberapa aspek yang harus mendapat perhatian, yaitu aspek kognitif, aspek
afektif dan aspek psikomotor. Hal inilah yang melahirkan berbagai teori dalam
pembelajaran yang telah kita ketahui diantaranya, teori behaviorisme, teori
humanisme, dan teori kognitif. Proses belajar dalam teori-teori ini terdiri
atas pembentukan asosiasi atau suatu pembentukan hubungan antara gagasan,
ingatan atau kegiatan pancaindra. Proses belajar yang digambarkan seperti itu
menurut Pavlov terdiri atas pembentukan asosiasi antara stimulus dan respons
refleksif.
II.
Pembahasan
a.
Pengertian Teori
Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di
sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti
bahwa berhasil atau tidaknya pencapai tujuan pendidikan hanya bergantung kepada
bagaimana proses belajar yang di alami oleh murid sebagai anak didik. Menurut
Witharington (1952. h. 165) “belajar merupakam perubahan kepribadian yang dimanifestasikan
sebagai pola-pola proses yng baru yang berbentuk keterampilan, sikap,
kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Pendapat yang hampir sama dikemukakan
oleh Crow and Crow dan Hilgrld. Menurut Crow and Crow (1958. h. 225) belajar
adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru. Sedangkan
menurut hilgard (1962. h. 252) belajar adalah sutu proses dinama suatu perilaku
muncul atau berubah karena adanya respon terhadap sesuatu siatuasi.
Dari
defenisi yang telah dikemukakna diatas bahwa belajar merupakan suatu proses
perubahan tinggkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa bwlajar ialah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungan.
Teori adalah
cara-cara atau metode yang digunakan untuk mempelajari atau meneliti sesuatu
dalam sesuatu proses pembelajaran. Berarti teori belajar adalah cara-cara yang
digunakan untuk memahami tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
b.
Teori-teori
Belajar
Dalam
perkembangannya, berbagai teori belajar yang telah disampaikan oleh para
ilmuwan tidak ada yang menunjukkan keunggulan yang holistic, karena teori
tersebut hanya memandang dari sisi dan aspek tertentu yang ada dalam diri
manusia. Sehingga segi positif dari teori-teori tersebut perlu dikombinasikan
untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal, serta disesuaikan dengan
pribadi dan karakter tiap-tiap individu.
Adapun jenis-jenis teori belajar adalah, sebagai berikut:
1).
Koneksionisme
Teori koneksionisme adalah teori yang ditemukan dan dikembangkan
oleh Edward L. Thorndike (1874-1949).
Berdasarkan eksperimennya, Thorndike berkesimpulan bahwa belajar adalah
hubungan antara stimulus dan respons. Itulah sebabnya, teori koneksionisme juga
disebut “S-R Bond Theory” dan “S-R Psychology of Learning”. Di samping itu,
teori ini juga terkenal dengan sebutan “Trial and Error Learning”. (Muhibbin
Syah, 2008:105). Setiap manusia maupun organisme lainnya, jika dihadapkan pada
situasi yang baru akan melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya coba-coba
secara membabi buta. Jika dalam usaha coba-coba itu secara kebetulan ada
sesuatu yang dianggap memenuhi tuntutan situasi dan kondisi, maka tingkah laku
atau perbuatan yang kebetulan cocok itu akan diingatnya. Sedangkan perbuatan
atau tingkah laku yang dianggap tidak dapat memenuhi tuntutan situasi dan
kondisi akan dilupakan. Tingkah laku ini terjadi secara otomatis sehingga
belajar itu dapat dilatih dengan syarat-syarat tertentu.
2). Pembiasaan (Conditioning)
Pelopor dari teori ini adalah Ivan Pavlov,
kemudian dengan perkembangannya melalui percobaan-percobaan ditemukan
teori-teori yang lain seperti menurut Burrhus Frederic Skinner dan Edwin R.
Guthrie.
Teori ini hanya dapat diterima dalam hal-hal belajar tertentu saja, umpamanya dalam belajar penguasaan skills (kecekatan-kecekatan) tertentu (Ngalim Purwanto, 2007:91). Termasuk dalam hal ini adalah keterampilan psikomotorik siswa.
Teori ini hanya dapat diterima dalam hal-hal belajar tertentu saja, umpamanya dalam belajar penguasaan skills (kecekatan-kecekatan) tertentu (Ngalim Purwanto, 2007:91). Termasuk dalam hal ini adalah keterampilan psikomotorik siswa.
3). Kognitif
Teori
kognitif menjelaskan, belajar bukan hanya sekedar merupakan proses asosiasi
antara stimulus dan respons yang makin lama makin kuat karena adanya
latihan-latihan atau ulangan-ulangan. Belajar terjadi jika ada pengertian
(insight) yang muncul apabila seseorang setelah beberapa saat mencoba memahami suatu
masalah, tiba-tiba muncul adanya kejelasan, terlihat hubungan antara
unsur-unsur yang satu dengan yang lain kemudian dipahami sangkut pautnya.
Belajar adalah suatu proses rentetan penemuan dengan bantuan
pengalaman-pengalaman yang sudah ada.
Teori
belajar kognitif ini sangat erat hubungan dan berasal dari teori kognitif dan
teori psikologi. Tujuan dari teori psikologi adalah
untuk membentuk hubungan yang teruji, yang teramalkan dari tingkah laku
orang-orang pada ruang kehidupan mereka secara spesifik sesuai situasi
psikologisnya. Teori kognitif dikembangkan terutama untuk membantu guru
memahami orang lain, terutama muridnya. Ternyata hal ini dapat membantu si guru
untuk memahami dirinya sendiri dengan lebih baik. Dalam teori kognitif belajar
diartikan proses interaksional di mana seseorang memperoleh insight baru atau
struktur kognitif dan merubah hal-hal yang lama.
Teori
belajar kognitif dibentuk dengan tujuan mengkonstruksi prinsip-prinsip belajar
secara ilmliah yang dapat diterapkan ke situasi kelas dengan menghasilkan
prosedur-prosedur di kelas untuk mendapatkan hasil yang paling produktif. Teori
belajar kognitif menjelaskan bagaimana seseorang mencapai pemahaman atas
dirinya dan lingkungannya lalu menafsirkan bahwa diri dan lingkungan
psikologisnya merupakan faktor-faktor yang saling tergantung satu dan lainnya.
Teori ini dikembangkan berdasarkan tujuan yang melatar belakangi prilaku,
cita-cita, cara-cara seseorang dan bagaimana seseorang memahami diri dan
lingkungannya dalam usaha untuk mencapai tujuan orang tersebut. Setiap
pengertian yang diperoleh berdasarkan pengertian yang diperoleh dari memahami
diri sendiri dan lingkungannya yang disebut insight.
4).
Konstruktivisme
Prinsip
konstruktivisme adalah inti dari filsafat pendidikan William James dan John
Dewey (John W. Santrock, 2008:8). Konstruktivisme menekankan agar individu
secara aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahaman. Konstruktivisme
dikembang luas oleh Jean Piaget, ia dikenal sebagai seorang psikolog yang pada
akhirnya lebih tertarik pada filsafat konstruktivisme dalam proses belajar.
Titik sentral teori Jean Piaget adalah perkembangan pikiran secara alami dari
lahir sampai dewasa, menurut Piaget untuk memahami teori itu kita harus paham
tentang asumsi-asumsi biologi maupun implikasi asumsi-asumsi tersebut dalam
mengartikan pengetahuan.
c.
Fungsi Teori
Pembelajaran
Sebuah teori
pembelajaran biasanya memiliki 3 fungsi yang berbeda namun saling terkait dengan erat. Antara lain
fungsi – fungsi tersebut ialah :
1). Teori pembelajaran
adalah pendekatan terhadap suatu bidang pengetahuan; suatu cara menganalisis,
membicarakan dan meneliti pembelajaran. Teori pembelajaran berfungsi
menggambarkan sudut pandang peneliti mengenai aspek-aspek pembelajaran yang
paling bernilai untuk dipelajari, variabel-variabel independen yang harus
dimanipulasi dan variabel-variabel dependen yang harus dikaji, teknik – teknik
penelitian yang hendak digunakan, dan bahasa apa yang harus digunakan untuk
mendekripsikan temuan-temuannya.
2). Teori pembelajaran
berupaya meringkas sekumpulan besar pengetahuan mengenai hukum-hukum
pembelajaran ke dalam ruang yang cukup kecil. Teori-teori pembelajaran, dalam
upayanya meringkas sejumlah besar pengetahuan kehilangan akutasi dan
kekompakkannya.
3). Teori pembelajaran
secara kreatif berupaya menjelaskan apa itu pembelajaran dan mengapa pembelajaran berlangsung seperti
adanya hukum-hukum menunjukkan bagaimana pembelajaran terjadi teori-teori
berupaya menunjukan menyapa pembelajaran terjadi.
Jadi teori pembelajaran berupaya menghasilkan
pemahaman pokok tersebut yang merupakan salah satu tujuan khusus pengetahuan
dan juga bentuk-bentuk kegiatan ilmiah lainya teori berupaya merepresentasikan
upaya terbaik manusia untuk memastikan struktur apa yang melandasi dunia tempat
kita hidup.
Penerapan
dari beberapa teori belajar sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran, diantaranya yaitu :
1) Membantu
guru untuk memahami bagaimana siswa belajar
2) Membimbing
guru untuk merancang dan merencanakan proses pembelajaran
3) Memandu
guru untuk mengelola kelas
4) Membantu
guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta hasil belajar siswa yang telah dicapai
5) Membantu
proses belajar lebih efektif, efisien dan produktif
6) Membantu
guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada siswa sehingga dapat
7) mencapai
hasil prestasi yang maksimal.
Implikasi
perkembangan teori pembelajaran sekarang sangat bervariasi dan lebih inovatif.
Pendidik dapat menerapkan menurut aliran-aliran teori tertentu. Seperti teori
behavioristik dalam pembelajaran guru memperhatikan tujuan belajar dan
karakteristik siswa.
III.
Pemecahan Masalah
a.
Manfaat
Mempelajari Teori Belajar
Belajar itu berfungsi sebagai alat mempertahankan kehidupan manusia. Artinya dengan ilmu dan teknologi hasil kelompok belajar manusia tertindas itu juga dapat digunakan untuk membangun benteng pertahanan. Iptek juga dapat dipakai unutk membuat senjata penangkis agresi sekelompok manusia tertentu yang mingkin bernafsu serakah atau mengalami gangguan Psycopaty yang berat watak merusak.
Menurut
Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru
memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1)
Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar
2)
Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya
3)
Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya
4)
Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide
baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa
5)
Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang
proses.
Sedangkan manfaat dari mempelajari teori belajar adalah dapat
menimbulkan tingkah laku organisme dengan adanya hubungan antara Stimulus
(rangsangan) dengan Respond an dapat memperkuat hubungan antara Stimulus dan
Respon tersebut.
b. Manfaat Teori
Belajar Bagi pendidik
profesional
Tujuan
utama para pendidik ialah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada
diri mereka, salah satunya dengan memanfaatkan teori belajar. Adapun
manfaat teori belajar antara lain:
1) Sebagai Landasan dalam penerapan materi
pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian.
2) Memberi dorongan kepada siswa agar menjadi
manusia yang bebas tidak terikat oleh pendapat orang lain dn mengatur
pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain
atau melanggar aturan, norma dan etika yang ada.
3) Dapat mengindentifikasikan keberhasilan aplikasi
teori
4) Mengetahui berbagai macam prilaku atau
ciri-ciri siswa dan menemukan cara-cara untuk menyikapinya.
5) Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif
dan dinamis.
6) Membantu menyalurkan dan mengoptimalkan
potensi masing-masing siswa .
Teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang
psikologi bahwa ada beberapa aspek yang harus mendapat perhatian, yaitu aspek
kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Hal inilah yang melahirkan
berbagai teori dalam pembelajaran yang telah kita ketahui diantaranya, teori
behaviorisme, teori humanisme, dan teori kognitif. Proses belajar dalam
teori-teori ini terdiri atas pembentukan asosiasi atau suatu pembentukan
hubungan antara gagasan, ingatan atau kegiatan pancaindra. Proses belajar yang
digambarkan seperti itu menurut Pavlov terdiri atas pembentukan asosiasi antara
stimulus dan respons refleksif.
Menurut
J.B. Watson dasar dari penemuan Pavlov tersebut yang merupakan istilah
behaviorisme. Watson berpendapat bahwa perilaku manusia harus dipelajari secara
objektif. Proses pembelajaran itu bergerak dengan pandangan secara menyeluruh
dari situasi menuju segmen bahasa tertentu, yang disajikan menyerupai metode
dengar ucap.
IV. Kesimpulan
dan Saran
A. Kesimpulan
1).
Teori adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk mempelajari atau meneliti sesuatu dalam sesuatu proses
pembelajaran.
2).
Teori belajar adalah cara-cara aygn
digunakan untuk memahami tingkah laku individu yang relative menetap sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
3).
Jenis-jenis teori belajar adalah, sebagai berikut:
·
Koneksionisme
·
Pembiasaan (Conditioning)
·
Kognitif
·
Konstruktivisme
4). Manfaat Teori
belajar
·
Sebagai Landasan
dalam penerapan materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian.
·
Memberi dorongan
kepada siswa agar menjadi manusia yang bebas tidak terikat oleh pendapat orang
lain
·
Dapat
mengindentifikasikan keberhasilan aplikasi teori
·
Mengetahui
berbagai macam prilaku atau ciri-ciri siswa dan menemukan cara-cara untuk
menyikapinya.
·
Mampu menciptakan
suasana belajar yang aktif dan dinamis.
·
Membantu
menyalurkan dan mengoptimalkan potensi masing-masing siswa .
B.
Saran
Agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, pendidik dapat menggunakan teori belajar sesuai dengan karakteristik siswa. Sehingga mampu menumbuhkan respon dari setiap individu agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, membantu mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik serta membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka.
Agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, pendidik dapat menggunakan teori belajar sesuai dengan karakteristik siswa. Sehingga mampu menumbuhkan respon dari setiap individu agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, membantu mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik serta membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Andi.2009. Teori-teori Belajar. http://andi1988.wordpress.com/2009/01/28/teori-teori-belajar-2/. Diakses. 13 Desember 2011
Azhari, Ilyas. 1996. Psikologi Pendidikan. Semarang : Toha Putra.
Budiningsih, Asri.2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Moh. Uzer Usman. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nursyamsi.2003. Psikologi Pendidikan. Padang : Baitul Hikmah.
Slavin, R.E.
2000. Educational Psychology: Theory and
Practice. Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon
Sukmadinata, Nana
Syaodih. 2005. Landasan Psikologi Proses
Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar