PENELITIAN EX POST FACTO
A.
PENGERTIAN
Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang
bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau
fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang
menyebabkan perubahan pada variable bebas yang secara keseluruhan sudah
terjadi.
Penelitian ex post facto secara metodis merupakan
penelitian eksperimen yang juga menguji hipotesis tetapi tidak memberikan
perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu sebab kurang etis untuk memberikan
perlakuan atau memberikan manipulasi. Biasanya karena alasan etika manusiawi,
atau gejala/peristiwa tersebut sudah terjadi dan ingin menelusuri faktor-faktor
penyebabnya atau hal-hal yang mempengaruhinya.
Menurut Watson penelitian ex
post facto bertujuan untuk mencari penyebab perubahan perilaku dengan studi
komparasi secara partisipatif tentang perilaku yang muncul pada saat sekarang
dan perilaku yang tidak muncul dari
suatu kejadian setelah variable bebas terjadi. Sebagai contoh: kita akan
menguji hipotesis bahwa perceraian dapat mengakibatkan penyimpangan perilaku anak-anak. Dalam situasi ini, kita
tidak dapat mengeksperimenkan suatu keluarga untuk melakukan perceraian.
Perceraian dalam hal ini merupakan variable bebas yang tidak dapat
dimanipulasikan. Suatu hal yang tidak mungkin dilakukan berdasarkan
pertimbangan kemanusiaan. Karena hal tersebut, penelitian dilakukan pada
keluarga yang sedang mengalami perceraian.
Kerlinger (1993) mendefinisikan penelitian ex post facto
adalah penemuan empiris yang dilakukan secara sistematis, peneliti tidak
melakukan kontrol terhadap variable-variabel bebas karena manifestasinya sudah terjadi atau
variable-variabel tersebut secara inheren tidak dapat dimanipulasi. Sebagai
contoh: Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh merokok terhadap kemampuan
menyerap oksigen dalam darah. Peneliti tidak mungkin melakukan eksperimen dengan
menyuruh orang menghisap beberapa batang rokok dalam sehari untuk diketahui
pengaruhnya terhadap kemampuan darah dalam mengikat oksigen.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ex post facto
merupakan penelitian untuk menjelaskan atau menemukan bagaimana variable-variabel
dalam penelitian saling berhubungan atau berpengaruh, tetapi juga mengapa
gejala-gejala atau perilakun itu terjadi.
Dasar penelitian ex post
facto adalah:
1. Menilai
dengan subjek yang berbeda pada variable bebas dan mencoba untuk menentukan
konsekuensi yang berbeda. Contoh: pengaruh orang tua tunggal dan orang tua
lengkap(variable terikat) terhadap pembolosan(variable bebas).
2. Dimulai
dari subjek yang berbeda sebagai variable terikat dan berusaha menentukan
penyebabnya dari perbedaan itu. Contoh: perbandingan siswa yang latarnya dari
sekolah tinggi dengan orang-orang yang drop out(variable terikat) pada variable
bebas seperti motivasi atau kedisiplinan.
B.
CIRI-CIRI
PENELITIAN EX POST FACTO
Adapun
ciri penelitian Ex pos facto ini adalah sebagai berikut :
1. Data dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.
2. Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian
merunut ke belakang untuk menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.
3. Penelitian deskriptif yaitu menjelaskan penemuannya
sebagaimana yang diamati.
4. Penelitian
korelasional, mencoba menemukan hubungan kausal fenomena yang diteliti.
5. Penelitian
eksperimental, dan ex post facto dasar logika yang digunakan dan tujuan yang
ingin dicapai sama yaitu menentukan validitas empiris. Contoh: jika x maka y.
Perbedaan antara penelitian eksperimen dan ex post facto adalah tidak ada
kontrol langsung variable bebas dalam penelitian ex post facto.
6. Penelitian
ex post facto dilakukan jika dalam beberapa hal penelitian eksperimen tidak
dapat dilaksanakan. Hal tersebut adalah:
a) Jika
tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor-faktor yang
diperlukan untuk meneliti hubungan sebab akibat secara langsung
b) Jika
control semua variable kecuali independent tunggal, tidak realistik, dan
artificial, mencegah interaksi yang normal dengan variable lain yang
mempengaruhi.
c) Jika kontrol secara laboratori untuk beberapa tujuan
tidak praktis, dari segi biaya dan etik dipertanyakan.
Kelebihan Penelitian Ex Post
Facto :
1. Sesuai
untuk keadaan yang tidak dapat dilakukan oleh penelitian eksperimen
2. Informasi
tentang sifat fenomena apa yang terjadi, dengan apa kejadiannya, di bawah
kondisi apa fenomena terjadi, dan dalam sekuensi dan pola seperti apa fenomena
terjadi,
3. Kemajuan
dalam teknik statistik membuat desain ex post facto lebih bertahan.
Kelemahan Penelitian Ex Post
Facto :
1. Kurang
kontrol terhadap variable bebas
2. Sulit memastikan apakah faktor-faktor penyebab telah
dimasukkan dan diidentifikasi
3. Tidak ada faktor tunggal yang menjadi sebab suatu akibat,
tetapi beberapa kombinasi dan interaksi faktor-faktor berjalan bersama di bawah
kondisi tertentu menghasilkan akibat tertentu.
4. Suatu fenomena mungkin bukan saja hasil dari sebab yang
banyak, tetapi juga dari satu sebab dalam satu hal dan dari sebab yang lain.
5. Jika
hubungan antara dua variable ditemukan, sulit menemukan mana yang sebab dan
mana yang akibat.
6. Kenyataan
yang menunjukkan bahwa dua atau lebih faktor berhubungan tidak mesti menyatakan
hubungan sebab akibat. Semua faktor bias
jadi berhubungan dengan suatu faktor tambahan yang tidak dikenal atau tidak
diamati.
7. Mengklasifikasikan subyek ke dalam kelompok dikotomi
(misalnya yang berprestasi dan yang tidak berprestasi) untuk tujuan komparasi
penuh dengan masalah, karena kategori seperti ini adalah samar-samar, dapat bervariasi,
dan sementara.
8. Penelitian komparatif dalam situasi yang alami tidak
memberikan seleksi subyek yang terkontrol. Sulit menempatkan kelompok subyek
yang sama dalam segala hal kecuali pemaparan mereka terhadap satu variable.
C.
LANGKAH-LANGKAH
PENELITIAN EX POST FACTO
Untuk
mendapatkan hasil penelitian yang baik, peneliti perlu melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perumusan
Masalah
Masalah yang ditetapkan harus mengandung
sebab atau kausa bagi munculnya variabel dependen, yang diketahui berdasarkan
hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan atau penafsiran peneliti terhadap
hasil observasi fenomena yang diteliti. Masalah penelitian ini dapat berbentuk
pernyataan hipotesis atau tujuan. Rumusan hipotesis digunakan jika sifat dasar
perbedaan dapat diprediksi oleh peneliti sebelum data dikumpulkan. Sedangkan
rumusan pernyataan tujuan digunakan bila peneliti tidak dapat memprediksi
perbedaan antar kelompok subjek yang dibandingkan dalam variabel tertentu.
2. Hipotesis
Setelah masalah dirumuskan, peneliti
harus mampu mengidentifikasikan tandingan atau alternatif yang mungkin dapat
menerangkan hubungan antar variabel independen dan dependen.
3. Pengelompokkan
Data
Penentuan kelompok subjek yang akan
dibagi, pertama-tama kelompok yang diplih harus memiliki karakteristik yang
menjadi konsen penelitian. Selanjutnya Peneliti memilih kelompok yang tidak
memiliki karakteristik tersebut atau berbeda tingkatannya.
4. Pengumpulan
Data
Hanya data yang diperlukan yang
kumpulkan, baik yang berhubungan dengan variabel dependen maupun berkenaan
dengan faktor yang dimungkinkan munculnya hipotesis tandingan. Karena
penelitian ini menyelidiki fenomena yang sudah terjadi, sering kali data yang
diperlukan sudah tersedia sehingga peneliti tinggal memilih sumber yang sesuai.
Disamping itu berbagai instrumen seperti les, angket, interview, dapat
digunakan untuk mengumpul data bagi peneliti.
5. Analisis
Data
Teknik analisis data yang digunaka,
serupa dengan yang digunakan dalam penelitian diferensial maupun eksperimen.
Dimana perbandingan nilai variabel dependen dilakukan antar kelompok subjek
atas dasar faktor yang menjadi konsen. Hal ini dapat dilakukan dengan teknik
analaisi uji-T, independen atau ANAVA, tergantung dari jumlah kelompok dari
faktor tersebut. Apapun teknik analisis statistik inferensial yang digunakan,
biasanya analisis tersebut diawali dengan perhitungan niali rata-rata atau mean
dan stansar deviasi untuk mengetahui antar kelompok secara deskripitif.
6. Penafsiran
Basil
Pernyataan sebab akibat dalam penelitian
ini perlu dilakukan secara hati-hati. Kualitas hubungan antar variabel
independen dan dependen sangat tergantung pada kemampuan peneliti untuk memilih
kelompok perbandingan yang homogen dan keyakinan bahwa munculnya hipotesis
tandingan dapat dicegah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar