BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pelajaran
fisika sangat menyenangkan dan menarik untuk dipelajari, karena fisika
merupakan ilmu dasar dan menjadi tulang punggung perkembangan teknologi modern.
Perkembangan teknologi yang pesat saat ini tidak terlepas dari andil besar
pengaplikasian ilmu fisika. Peranan ilmu fisika yang besar ini menuntut manusia
untuk dapat memahami dan menguasainya dengan baik. Berdasarkan studi awal
peneliti ke beberapa sekolah di kota Sungai Penuh melalui wawancara secara
lisan dengan bebrapa orang guru dan siswa, didapatkan bahwa sebagian besar
siswa masih menganggap fisika sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan. Anggapan
ini menyebabkan rendahnya motivasi siswa untuk belajar sehinggan hasil belajar
fisika rendah dan masih banyak yang dibawah KKM.
Fenomena
dilapangan ini, disebabkan karena metode pembelajaran yang dialakukan oleh duru
cenderung didominasi metode tertentu, sehingga siswa pasif dalam proses
pembelajaran. Guru hanya meningkatkan pengetahuan kognitif siswa dengan memberikan
hafalan-hafalan teori dari materi yang ada. Pembelajaran yang dilakukan hampir
tidak ada menggunakan media dalam proses pembelajaran. Fenomena inilah yang menyebabkan rendahnya
motivasi belajar siswa yang berdampak terhadap hasil belajar siswa.
Banyak faktor
yang diduga mempengaruhi hasil belajar fisika SMAN 1 Sungai Penuh antara lain,
strategi pembelajaran, metode mengajar, motivasi belajar, kemampuan guru dalam
mendesain pembelajaran, lingkungan dan iklim belajar, serta media pembelajaran
yang digunakan.
Banyak cara
untuk membuat pelajaran fisika menjadi lebih menarik, salah satunya adalah
penggunaan media yang kontekstual dan mudah dipahami. Salah satunya adalah
media audiovisual. Media pembelajaran ini memudahkan siswa dalam memahami
materi pembelajaran terutama pada materi menganalisis cara perpindahan kalor.
Diman pada materi ini siswa dituntun agar bisa mengkonkritkan konsep-konsep
fisika yang bersifat abstrak. Dalam mendesain pembelajaran guru
mempertimbangkan aspek media dalam perancanaan pembelajarannya. Untuk itu guru
harus berupaya menggunakan dan menerapakan pembelajaran dengan bantuan media
yang ada. Pemilihan dan penggunaan media harus mempedomani turjuan pembelajaran
yang akan dicapai,karakteristik siswa, dan lingkungan belajar siswa.
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “ Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual dan Motivasi belajar Terhadap
Hasil Belajar Fisika Pada Materi menganalinis Cara Perpindahan Kalor di SMAN 1 Sungai
Penuh”.
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah dikemukakan bahwa banyak faktor yang diduga
mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua jenis yang
bersumber dari diri siswa dana faktor yang bersumber dari luar diri siswa.
Faktor
yang bersumber dari dalam diri dikategorikan faktor biologis, meliputi: usia,
kematangan, dan kesehatan. Sedangkan faktor psikologis, meliputi: minat,
motivasi, dan kebiasaan belajar.
Faktor
yang berasal dari luar diri siswa dikategorikan antara lain faktor keluarga,
meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, susasana
rumah, keadaan ekonomi, dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah,
meliputi: strategi mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin
sekolah, media pengajaran, dan sebagainya. Faktor masyarakat, meliputi: kegiatan
siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan sebagainya.
C.
Pembatasan
Masalah
Mengingat
banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, maka dalam penelitian
in dibatasi pada penggunaan media pembelajaran khusunya media audiovisual dan
motivasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar fisika pada materi
menganalisis cara perpindahan kalor
D.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
Apakah hasil belajar fisika kelompok siswa yang diajarkan
menggunakan media audiovisual lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang
diajarkan tanpa media audiovisual?
2.
Apakah hasil belajar fisika kelompok siswa dengan
motivasi belajar tinggi yang diajarkan dengan menggunakan media audiovisual
lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diajarkan tanpa media audiovisual?
3.
Apakah hasil belajar fisika kelompok siswa dengan
motivasi belajar rendah yang diajarkan dengan menggunakan media audiovisual
lebih tinggi dari pada kelompok yang diajarkan tanpa media audiovisual?
4.
Apakah terdapat interaksi antara penggunaan media dengan
motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika?
E.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah dikemukan, maka tujuan penelitian yang akan
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.
Pengaruh penggunaan media audiovisual terhadap hasil
belajar mata pelajaran fisika
2.
Pengaruh penggunaan media audiovisual pada siswa dengan
motivasi belajar tinggi terhadap hasil belajar pada mata pelajaran fisika
3.
Pengaruh penggunaan media audiovisual pada siswa dengan
motivasi belajar rendah terhadap hasil belajar pada mata pelajaran fisika
4.
Interaksi penggunaan media audiovisual dan motivasi
belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran fisika
F.
Kegunaan
Penelitian
1.
Pengembangan ilmu teknologi pendidikan khususnya dalam
kawasan desain pembelajaran dan media pembelajaran
2.
Para praktisi dan akademisi LPMP, untuk pengembangan
media pembelajaran dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
3.
Kepala dinas pendidikan, sebagai masukan dalam rangka
meningkatkan mutu dan ketuntasan dalam pembelajaran
4.
Guru, membantu untuk mengembangkan dan menerapka
penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
5.
Peneliti selanjutnya, memberi masukan untuk meneliti
lebih lanjut dalam rangka mengembangkan strategi pembelajaran dan media
pembelajaran.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Deskripsi
teoritis
1.
Media Audiovisual
a.
Pengertian
media pembelajaran
Kata media
berasal dari bahasa Latin medio? Dalam bahasa Latin, media dimaknai sebagai
antara. Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai
alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada
penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi
yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi
ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih
tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Satu hal yang perlu diingat bahwa peranan
media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut,
tidak dapat dikatakan menunjang pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang
dari isi dan tujuan pembelajarannya.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002:6).
Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002:6).
Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.
Berdasarkan
definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam
memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang
digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar
dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.
b. Fungsi media
pembelajaran
Ada dua
fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui. Fungsi pertama media
adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai media
sumber belajar. Kedua fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam ulasan di
bawah ini.
1). Media
pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Tentunya kita tahu bahwa setiap
materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada
materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada materi
ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Media
pembelajaran yang dimaksud antara lain berupa globe, grafik, gambar, dan
sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar
dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar
dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila
materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.
Sebagai alat bantu, media
mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal
ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media
mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup
lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan
media.
2). Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sekarang Anda menelaah media sebagai
sumber belajar. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan
sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal.
Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku
perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media
pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam
memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya
wawasan siswa.
c.
Macam-macam
Media dan Karakteristiknya
Media pembelajaran dilihat dari jenisnya,
media terbagi menjadi:
1). Media
auditif
Media yang hanyamengandalkan suara saja
seperi radio,kaset rekoorder, piringan
hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan
pendengaran.
2).Media visual
Media yang hanya mengandalkan
indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film
strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang
menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film
kartun.
3).Media
audio visual
Media
yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunya kemampuan
yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media
ini dibagi dalam:
(a). Audio
visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar derasal dari satu
sumberseperti video kaset.
(b). Audio
visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber
yang berbeda. Misalnya filmbingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari
slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.
d.
Kelebihan dan
kekurangan Media Pembelajaran
Meskipun
dalam penggunaannya jenis-jenis teknologi dan media sangat dibutuhkan guru dan
siswa dalam membantu kegiatan pembelajaran, namun secar`umu terdapat beberapa
kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Diantara kelebihan atau kegunaan media
pembelajaran yaitu:
1). Memperjelas
penyajian pesanagar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan
belaka).
2). Mengatasi
perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
(a) Objek
yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film
bingkai, film
atau model
(b). Obyek yang kecil dibantu dengan
proyektor micro, film bingkai,
film atau
gambar
(c).
Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse
atau high speed photografi
(d). Kejadian atau peristiwa yang terjadi
masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video, film bingkai, foto
maupun secara verbal
(e). Obyek yang terlalu kompleks
(mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll
(f). Konsep yang terlalu luas (gunung ber
api, gempa bumi, iklim dll) dapat di
visualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll.
3). Dengan
menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik
dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
(a).Menimbulkan kegairahan belajar
(a).Menimbulkan kegairahan belajar
(b).Memungkinkan
interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan
(c).Memungkinkan
anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minat masing-masing.
4). Dengan
sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman
yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk
setiap siswa, maka guru akan mengalami kesulitan.
Semuanya
itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan siswa juga
berbeda. Masalah ini juga bisa diatasi dengan media yang berbeda dengan
kemempuan dalam:
(a)
Memberikan perangsang yang sama
(b)
Mempersamakan pengalaman
(c)
Menimbulkan persepsi yang sama
Ada beberapa
kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran visual anatar lain terlalu
menekankan bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak menghirukan
kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain,pengembangan,produksi,
evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan visual. Disamping itu juga bahan visual
dipandang sebagai alat bantu semata bagi guru dalam proses pembelajaran
sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat bantu tersebut diabaikan.
Kelemahan audio visual terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada
proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat
Bantu guru dalam proses pembelajaran.
2).
Motivasi Belajar
Kata motivasi
berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move).
Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka
tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal
ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan
berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha,
berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya (Pintrich,
2003).
Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah,
dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah
perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007). Dalam
kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai
(Sardiman, 2000).
Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas,
Brophy (2004) menyatakan bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon
kognitif, yaitu kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang
bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari
aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan
pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan
menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu,
siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut,
rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami
suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Siswa yang memiliki motivasi belajar akan
bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses
yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar
dan strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy,
2004).
3). Hasil Belajar
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa
dipisahkan. Beajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai
subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya
dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang
dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya
itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses
belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui
kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang
siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang
dikemukakan oleh Sudjana.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22).
Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam
hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan
pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang
diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga
dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
4). Karakteristik Konsep Perpindahan Kalor
Salah satu kompetensi dasar pada
silabus fisika di kelas X semester 2 SMAN
1 Sungai Penuh yaitu: “menganalisis cara perpindahan kalor”.
Indikator pencapaian kompetensi dasar tersebut dapat dirumuskan sebagai
berikut, yaitu siswa mempunyai kemampuan dalam hal-hal:
1. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara
konduksi
2. Menganalisis
perpindahan kalor dengan cara konveksi
3. Menganalisis
perpindahan kalor dengan cara radiasi
Kalor dapat dikatakan sebagai energi yang berpindah dari benda yang suhunya
lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda
bersentuhan. Perpindahan kalor ini dapat
terjadi melaui tiga cara, yaitu:
a.
Konduksi
Perpindahan
kalor secara konduksi merupakan perpindahan kalor melalui suatu zat, tanpa disertai dengan perpindahan
partikel -partikel itu. Besarnya kalor yang dipindahkan secara konduksi tiap
suhu satuan waktu dirumuskan:
..........................................……………….(1)
dimana:
= Laju
perpindahan kalor tiap satuan waktu (Js-1)
k =
Konduktivitas (Jm-1s-1 0C-1)
A = Luas penampang batang (m2)
= Panjang
batang(m)
b.
Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi merupakan
perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan
partikel-partikel zat itu. Besarnya panas yang dialirkan tiap satuan waktu
dirumuskan:
...........................................................……(2)
dimana:
= Laju perpindahan k alor tiap satuan waktu (Js-1)
h = Tetapan konveksi (Js-1m-1C-1)
A = Luas penampang(m2)
∆T = Selisih suhu (0C)
c.
Radiasi
Perpindahan kalor secara radiasi merupakan perpindahan kalor yang terjadi
tanpa melalui medium tetapi melalui pancaran dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Banyaknya panas yang dipancarkan oleh benda tiap satuan waktu
dirumuskan :
...................................................................(3)
dimana:
= Laju perpindahan kalor tiap satuan waktu (Js-1)
e = Emisivitas
= Tetapan Stefan
Boltzman ( 5,67x10-8 )
A
= Luas permukaan benda (m2)
T
= Suhu mutlak (0K)
(Ozisik, M. Necati &
Bayazitoglu, Yildiz, 1988:2)
Materi
pada pencapaian kompetensi ini bersifat abstrak yang membutuhkan pemahaman yang
tinggi dari siswa dalam penjabarannya. Peningkatan pemahaman materi ini
membutuhkan animasi-animasi, kerena peristiwa-peristiwa yang dipelajari
bersifat abstrak tidak kasat mata sehingga tidak bisa dilihat langsung oleh
siswa.
Media
pembelajaran sangat dibutuhkan dalam pembelajaran untuk materi ini. Media
pembelajaran yang tepat diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa sehingga
siswa dapat membangun pengetahuannya.
B.
Penelitian
Yang Relevan
Filmawati (2001) dalam penelitiannya tentang kontribusi motivasi
belajar, persepsi siswa tentang sarana belajar terhadap hasil belajar,
menyimpulkan bahwa kedua variabel signifikan dalam meningkatkan hasil belajar
siswa.
Masrifa
Hidayani (2006) dalam penelitiannya dalam pengaruh media audiovisual terhadap
hasil belajar bahasa Arab mahasiswa STAIN Bengkulu menemukan bahwa media
audiovisual ternyata sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
C.
Hipotesis
Penelitian
1). Hasil
belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan media audiovisual lebih
tinggi dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan tanpa
menggunakan media audiovisual.
2). Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi
belajar yang diajarkan dengan menggunakn media audiovisual lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan motivasi belajar rendah yang
diajarkan tanpa menggunakan media media audiovisual.
3). Hasil
belajar fisika siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan
menggunakan audiovisual lebgi tinggi dibandingkan dengan hasil belajar fisika
siswa dengan yang diajar tanpa menggunakan media audiovisual
4). Terdapat
interakasi antara penggunaan media dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matapelajaran fisika.
D.
Hipotesisis
Statistik
1.
H0 : Hasil belajar fisika siswa yang diajar
dengan menggunakan media audiovisual
sama dengan hasil belajar fisika siswa
yang diajar tanpa menggunakan media audiovisual
Hi : Hasil belajar fisika yang
diajar dengan menggunakan medai audiovisual
lebih tinggi dari hasil belajar fisiak siswa yang diajar tanpa
menggunakan media audiovisual
H0 : µA1 = µA2
Hi : µA1 > µA2
2.
H0 : Hasil belajar fisika siswa dengan
motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media audiovisual sama
dengan hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar
tanpa menggunakan media audiovisual
Hi : Hasil belajar fisika siswa
dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media audiovisual
lebih tinggi dari hasil belajar fiska siswa dengan motivasi belajar rendah yang
diajar tanpa menggunakan media audiovisual
H0 : µA3B1 = µA4B1
Hi : µA3B1 > µA4B1
3.
H0 : Hasil belajar fisika siswa dengan
motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media audiovisual sama
dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajatjar
rendah
Hi : Hasil belajar fisika siswa
dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media audiovisual
lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa dengan motivasi
belajar rendah tanpa menggunakan media audiovisual
H0 : µA3B2 = µA4B2
Hi : µA3B2 > µA4B2
4.
H0 : Tidak terdapat interaksi antara penggunaan media audiovisual
dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar fisika
Hi : Terdapat interaksi antara penggunaan media
audiovisual dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar fisika
H0 : (µA3B2-µA4B2) = (µA3B1-µ,A4B1)
Hi :
(µA3B2-µA4B2) > (µA3B1-µA4B1)
Keterangan:
Hasil Belajar
Motivasi
|
Pembelajaran
dengan
Audiovisual
(A3)
|
Pembelajaran
tanpa
Audiovisual
(A4)
|
Motivasi
belajar
tinggi (B1)
|
A3B1
|
A4B1
|
Motivasi
belajar
rendah (B2)
|
A3B2
|
A4B2
|
A1 : hasil
belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media audiovisual
A2 : hasil belajar siswa tanpa menggunakan
media audio visual
A3 : hasil belajar kelompok siswa yang diajar
dengan media audio visual
A4 : hasil belajar kelompok siswa yang diajar
tanpa media audio visual
B1 : motivasi belajar tinggi
B2 : motivasi belajar rendah
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Jenis, Waktu,
dan Tempat Penelitian
Jenis penelitian ini adalh penelitian
kesperimen yang menggunakn dua kelas. Kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Penelitian ini dilakukan sebanyak 10 kali di
SMAN 1 Sungai Penuh pada semester genap.
B.
Populasi dan Sampel
1). Populasi: seluruh siswa yang berada di
sekolah SMAN 1 Sungai Penuh
2). Sampel: dipilih dengan teknik pengambilan
sample random sampling.
C.
Teknik
Pengumpulan Data
1)
Tes
Hasil belajar untuk mendapat gambaran hasil
belajar kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan media audiovisual dan
kelompok siswa yang diajar tanpa menggunakan media audiobisual.
2)
Angket
Untuk mengumpulkan data tentang motivasi
belajar siswa
D.
Instrumen penelitian
Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah
berupa tes objektif berbentuk pilihan.
a).
Penyusunan instrumen
·
Mengadakan identifikasi
·
Menjabarkan variabel menjadi sub variabel
·
Mencari indikator setiap sub variabel
·
Menderetkan deskriptor menjadi instrumen
·
Melengkapi instrumen dengan pedoman (instruksi)
b). Uji coba
instrumen
Untuk mengetahui validitas dan releabilitasnya dari tes
dan angket diselidiki dengan meminta
pendapat ahli.
c). Analisis Hasil uji Coba
( 1).
Motivasi belajar
·
Uji kesahihan (validity)
Dengan rumus product moment:
rxy=
Keterangan:
rxy= product moment
x = skor butir ke-n
y = skor butir total
·
Uji keandalan (releabilitas)
Dengan menggunakan rumus alpha:
r11=
Keterangan:
r11= Reabilitas tes
n= jumlah soal
∑𝛕ᵢ2= jumlah varians
skor setiap item
𝛕t²= varians total
(2). Tes Hasil Belajar
·
Uji kesahihan (Validity)
Daya beda:
n= - = PA-PB
Keterangan:
D= Daya beda
JA=Banyak peserta kelompok atas
JB= Banyak peserta kelompok bawah
BA= Banyak peserta kelompok atas
yang menjawab soal benar
PA= Proporsi peserta kelompok atas
yang menjawab benar
PB= proporsi peserta kelompok
bawah yang menjawab benar
Tingkat kesukaran:
P =
Keterangan:
P= Indeks kesukaran
B= banyaknya siswa yang menjawab benar
Js= jumah siswa peserta tes
·
Uji keandalan (releabilitas)
r11=
Keterangan:
r11= Reabilitas tes
p=proporsi subjek yang menjawab benar
q= proporsi subjek yang menjawab salah
k= banyak item
S= standar diviasi
E.
Teknik
Analisis Data
Uji
normalitas data digunakan uji lilifors, sedangkan homogenitas data digunakan
uji homogenitas varians dengan uji F (Sudjana, 1996:246).
, α=
0,05
Siswa dengan
motivasi yang tinggi dan rendah dianalisis dengan menggunakan statistik uji
perbedaan atau uji-t.
t =
Keterangan:
S = simpangan baku kedua kelas
Xe = nilai rata-rata
kelas eksperimen
Xk = nilai rata kelas kontrol
ne = jumlah siswa
kelompok eksperimen
nk = jumlah siswa
kelompok kontrol
DAFTAR
PUSTAKA
Arief S Sadiman dkk. (2006). Media
Pendidikan: Pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya.Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Azhar Arsyad.(2000). Media
Penglajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar.
Jakarta : Depdiknas, Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Harjanto.(1997). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Marthen Kanginan.(2004).Fisika 1B
Untuk SMA Kelas X, Semester 2. Jakarta: Erlangga.
Moh. Uzer Usman.1(995). Menjadi Guru
Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana & Ahmad Rivai. (1997). Media Pengajaran.Bandung:Sinar Baru.
Oemar
Hamalik.(1999). Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara.
--------------------.
(2008). Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Ozisik, M. Necati
& Bayazitoglu, Yildiz.(1988). Elements
of Heat Transfer. New York: McGraw-Hill Book Co.
Riduwan. (2004). Belajar Mudah
Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan peneliti pemula. Bandung: Alfabeta.
Rudi Susilana
& Cepi Riyana.(2008). Media
Pembelajarn: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian.
Bandung:Wacana Prima.
Sardiman. (2001).
Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Slameto.(1995). Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarata: Rineka Cipta.
Sofyan Hidayat.
(2008). Gado-gado Fisika, Semua Tentang
Fisika Ada Disini. Jakarta: Grafiti.
Sumiati & Asra. (2008). Metode
Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
DAFTAR
ISI
BAB I.
|
PENDAHULUAN
|
|
A. Latar Belakang
...................................................................
|
1
|
|
B.Identifikasi Masalah
...............................................................
C. Perumusan Masalah
..........................................................
|
2
3
|
|
D. Pembatasan Masalah
.........................................................
|
3
|
|
E. Tujuan Penelitian
................................................................
|
3
|
|
F. Kegunaan Penelitian
...........................................................
|
4
|
|
BAB II.
|
KAJIAN PUSTAKA
|
|
A. Deskripsi teoritis
....................................................................
|
5
|
|
1) . Media Audiovisual....
....................................................
|
5
|
|
2). Motivasi Belajar ............................................................
|
10
|
|
3). Hasil Belajar...................................................................
|
11
|
|
4). Konsep Perpindahan Kalor
.............................................
B. Penelitian yang Relevan.......................................................
|
11
14
|
|
BAB III.
|
C. Hipotesis Penelitian
................................................................
D. Hipotesis Statistik ...................................................................
METODOLOGI PENELITIAN
|
14
15
|
A. Jenis, Waktu, dan Tempat Penelitian …………......................
|
17
|
|
B. Populasi dan Sampel
…….......................................................
|
17
|
|
C. Teknik pengumpulan Data …………………...............................
|
17
|
D. Instrumen Penelitian ............................................................. 17 E. Teknik Analisis Data
............................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pelajaran
fisika sangat menyenangkan dan menarik untuk dipelajari, karena fisika
merupakan ilmu dasar dan menjadi tulang punggung perkembangan teknologi modern.
Perkembangan teknologi yang pesat saat ini tidak terlepas dari andil besar
pengaplikasian ilmu fisika. Peranan ilmu fisika yang besar ini menuntut manusia
untuk dapat memahami dan menguasainya dengan baik. Berdasarkan studi awal
peneliti ke beberapa sekolah di kota Sungai Penuh melalui wawancara secara
lisan dengan bebrapa orang guru dan siswa, didapatkan bahwa sebagian besar
siswa masih menganggap fisika sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan. Anggapan
ini menyebabkan rendahnya motivasi siswa untuk belajar sehinggan hasil belajar
fisika rendah dan masih banyak yang dibawah KKM.
Fenomena
dilapangan ini, disebabkan karena metode pembelajaran yang dialakukan oleh duru
cenderung didominasi metode tertentu, sehingga siswa pasif dalam proses
pembelajaran. Guru hanya meningkatkan pengetahuan kognitif siswa dengan memberikan
hafalan-hafalan teori dari materi yang ada. Pembelajaran yang dilakukan hampir
tidak ada menggunakan media dalam proses pembelajaran. Fenomena inilah yang menyebabkan rendahnya
motivasi belajar siswa yang berdampak terhadap hasil belajar siswa.
Banyak faktor
yang diduga mempengaruhi hasil belajar fisika SMAN 1 Sungai Penuh antara lain,
strategi pembelajaran, metode mengajar, motivasi belajar, kemampuan guru dalam
mendesain pembelajaran, lingkungan dan iklim belajar, serta media pembelajaran
yang digunakan.
Banyak cara
untuk membuat pelajaran fisika menjadi lebih menarik, salah satunya adalah
penggunaan media yang kontekstual dan mudah dipahami. Salah satunya adalah
media audiovisual. Media pembelajaran ini memudahkan siswa dalam memahami
materi pembelajaran terutama pada materi menganalisis cara perpindahan kalor.
Diman pada materi ini siswa dituntun agar bisa mengkonkritkan konsep-konsep
fisika yang bersifat abstrak. Dalam mendesain pembelajaran guru
mempertimbangkan aspek media dalam perancanaan pembelajarannya. Untuk itu guru
harus berupaya menggunakan dan menerapakan pembelajaran dengan bantuan media
yang ada. Pemilihan dan penggunaan media harus mempedomani turjuan pembelajaran
yang akan dicapai,karakteristik siswa, dan lingkungan belajar siswa.
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “ Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual dan Motivasi belajar Terhadap
Hasil Belajar Fisika Pada Materi menganalinis Cara Perpindahan Kalor di SMAN 1 Sungai
Penuh”.
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah dikemukakan bahwa banyak faktor yang diduga
mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua jenis yang
bersumber dari diri siswa dana faktor yang bersumber dari luar diri siswa.
Faktor
yang bersumber dari dalam diri dikategorikan faktor biologis, meliputi: usia,
kematangan, dan kesehatan. Sedangkan faktor psikologis, meliputi: minat,
motivasi, dan kebiasaan belajar.
Faktor
yang berasal dari luar diri siswa dikategorikan antara lain faktor keluarga,
meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, susasana
rumah, keadaan ekonomi, dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah,
meliputi: strategi mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin
sekolah, media pengajaran, dan sebagainya. Faktor masyarakat, meliputi: kegiatan
siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan sebagainya.
C.
Pembatasan
Masalah
Mengingat
banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, maka dalam penelitian
in dibatasi pada penggunaan media pembelajaran khusunya media audiovisual dan
motivasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar fisika pada materi
menganalisis cara perpindahan kalor
D.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
Apakah hasil belajar fisika kelompok siswa yang diajarkan
menggunakan media audiovisual lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang
diajarkan tanpa media audiovisual?
2.
Apakah hasil belajar fisika kelompok siswa dengan
motivasi belajar tinggi yang diajarkan dengan menggunakan media audiovisual
lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diajarkan tanpa media audiovisual?
3.
Apakah hasil belajar fisika kelompok siswa dengan
motivasi belajar rendah yang diajarkan dengan menggunakan media audiovisual
lebih tinggi dari pada kelompok yang diajarkan tanpa media audiovisual?
4.
Apakah terdapat interaksi antara penggunaan media dengan
motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika?
E.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah dikemukan, maka tujuan penelitian yang akan
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.
Pengaruh penggunaan media audiovisual terhadap hasil
belajar mata pelajaran fisika
2.
Pengaruh penggunaan media audiovisual pada siswa dengan
motivasi belajar tinggi terhadap hasil belajar pada mata pelajaran fisika
3.
Pengaruh penggunaan media audiovisual pada siswa dengan
motivasi belajar rendah terhadap hasil belajar pada mata pelajaran fisika
4.
Interaksi penggunaan media audiovisual dan motivasi
belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran fisika
F.
Kegunaan
Penelitian
1.
Pengembangan ilmu teknologi pendidikan khususnya dalam
kawasan desain pembelajaran dan media pembelajaran
2.
Para praktisi dan akademisi LPMP, untuk pengembangan
media pembelajaran dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
3.
Kepala dinas pendidikan, sebagai masukan dalam rangka
meningkatkan mutu dan ketuntasan dalam pembelajaran
4.
Guru, membantu untuk mengembangkan dan menerapka
penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
5.
Peneliti selanjutnya, memberi masukan untuk meneliti
lebih lanjut dalam rangka mengembangkan strategi pembelajaran dan media
pembelajaran.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Deskripsi
teoritis
1.
Media Audiovisual
a.
Pengertian
media pembelajaran
Kata media
berasal dari bahasa Latin medio? Dalam bahasa Latin, media dimaknai sebagai
antara. Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai
alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada
penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi
yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi
ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih
tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Satu hal yang perlu diingat bahwa peranan
media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut,
tidak dapat dikatakan menunjang pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang
dari isi dan tujuan pembelajarannya.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002:6).
Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002:6).
Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.
Berdasarkan
definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam
memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang
digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar
dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.
b. Fungsi media
pembelajaran
Ada dua
fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui. Fungsi pertama media
adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai media
sumber belajar. Kedua fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam ulasan di
bawah ini.
1). Media
pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Tentunya kita tahu bahwa setiap
materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada
materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada materi
ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Media
pembelajaran yang dimaksud antara lain berupa globe, grafik, gambar, dan
sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar
dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar
dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila
materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.
Sebagai alat bantu, media
mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal
ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media
mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup
lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan
media.
2). Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sekarang Anda menelaah media sebagai
sumber belajar. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan
sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal.
Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku
perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media
pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam
memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya
wawasan siswa.
c.
Macam-macam
Media dan Karakteristiknya
Media pembelajaran dilihat dari jenisnya,
media terbagi menjadi:
1). Media
auditif
Media yang hanyamengandalkan suara saja
seperi radio,kaset rekoorder, piringan
hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan
pendengaran.
2).Media visual
Media yang hanya mengandalkan
indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film
strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang
menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film
kartun.
3).Media
audio visual
Media
yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunya kemampuan
yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media
ini dibagi dalam:
(a). Audio
visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar derasal dari satu
sumberseperti video kaset.
(b). Audio
visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber
yang berbeda. Misalnya filmbingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari
slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.
d.
Kelebihan dan
kekurangan Media Pembelajaran
Meskipun
dalam penggunaannya jenis-jenis teknologi dan media sangat dibutuhkan guru dan
siswa dalam membantu kegiatan pembelajaran, namun secar`umu terdapat beberapa
kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Diantara kelebihan atau kegunaan media
pembelajaran yaitu:
1). Memperjelas
penyajian pesanagar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan
belaka).
2). Mengatasi
perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
(a) Objek
yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film
bingkai, film
atau model
(b). Obyek yang kecil dibantu dengan
proyektor micro, film bingkai,
film atau
gambar
(c).
Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse
atau high speed photografi
(d). Kejadian atau peristiwa yang terjadi
masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video, film bingkai, foto
maupun secara verbal
(e). Obyek yang terlalu kompleks
(mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll
(f). Konsep yang terlalu luas (gunung ber
api, gempa bumi, iklim dll) dapat di
visualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll.
3). Dengan
menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik
dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
(a).Menimbulkan kegairahan belajar
(a).Menimbulkan kegairahan belajar
(b).Memungkinkan
interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan
(c).Memungkinkan
anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minat masing-masing.
4). Dengan
sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman
yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk
setiap siswa, maka guru akan mengalami kesulitan.
Semuanya
itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan siswa juga
berbeda. Masalah ini juga bisa diatasi dengan media yang berbeda dengan
kemempuan dalam:
(a)
Memberikan perangsang yang sama
(b)
Mempersamakan pengalaman
(c)
Menimbulkan persepsi yang sama
Ada beberapa
kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran visual anatar lain terlalu
menekankan bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak menghirukan
kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain,pengembangan,produksi,
evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan visual. Disamping itu juga bahan visual
dipandang sebagai alat bantu semata bagi guru dalam proses pembelajaran
sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat bantu tersebut diabaikan.
Kelemahan audio visual terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada
proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat
Bantu guru dalam proses pembelajaran.
2).
Motivasi Belajar
Kata motivasi
berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move).
Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka
tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal
ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan
berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha,
berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya (Pintrich,
2003).
Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah,
dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah
perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007). Dalam
kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai
(Sardiman, 2000).
Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas,
Brophy (2004) menyatakan bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon
kognitif, yaitu kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang
bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari
aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan
pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan
menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu,
siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut,
rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami
suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Siswa yang memiliki motivasi belajar akan
bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses
yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar
dan strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy,
2004).
3). Hasil Belajar
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa
dipisahkan. Beajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai
subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya
dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang
dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya
itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses
belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui
kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang
siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang
dikemukakan oleh Sudjana.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22).
Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam
hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan
pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang
diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga
dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
4). Karakteristik Konsep Perpindahan Kalor
Salah satu kompetensi dasar pada
silabus fisika di kelas X semester 2 SMAN
1 Sungai Penuh yaitu: “menganalisis cara perpindahan kalor”.
Indikator pencapaian kompetensi dasar tersebut dapat dirumuskan sebagai
berikut, yaitu siswa mempunyai kemampuan dalam hal-hal:
1. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara
konduksi
2. Menganalisis
perpindahan kalor dengan cara konveksi
3. Menganalisis
perpindahan kalor dengan cara radiasi
Kalor dapat dikatakan sebagai energi yang berpindah dari benda yang suhunya
lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda
bersentuhan. Perpindahan kalor ini dapat
terjadi melaui tiga cara, yaitu:
a.
Konduksi
Perpindahan
kalor secara konduksi merupakan perpindahan kalor melalui suatu zat, tanpa disertai dengan perpindahan
partikel -partikel itu. Besarnya kalor yang dipindahkan secara konduksi tiap
suhu satuan waktu dirumuskan:
..........................................……………….(1)
dimana:
= Laju
perpindahan kalor tiap satuan waktu (Js-1)
k =
Konduktivitas (Jm-1s-1 0C-1)
A = Luas penampang batang (m2)
= Panjang
batang(m)
b.
Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi merupakan
perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan
partikel-partikel zat itu. Besarnya panas yang dialirkan tiap satuan waktu
dirumuskan:
...........................................................……(2)
dimana:
= Laju perpindahan k alor tiap satuan waktu (Js-1)
h = Tetapan konveksi (Js-1m-1C-1)
A = Luas penampang(m2)
∆T = Selisih suhu (0C)
c.
Radiasi
Perpindahan kalor secara radiasi merupakan perpindahan kalor yang terjadi
tanpa melalui medium tetapi melalui pancaran dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Banyaknya panas yang dipancarkan oleh benda tiap satuan waktu
dirumuskan :
...................................................................(3)
dimana:
= Laju perpindahan kalor tiap satuan waktu (Js-1)
e = Emisivitas
= Tetapan Stefan
Boltzman ( 5,67x10-8 )
A
= Luas permukaan benda (m2)
T
= Suhu mutlak (0K)
(Ozisik, M. Necati &
Bayazitoglu, Yildiz, 1988:2)
Materi
pada pencapaian kompetensi ini bersifat abstrak yang membutuhkan pemahaman yang
tinggi dari siswa dalam penjabarannya. Peningkatan pemahaman materi ini
membutuhkan animasi-animasi, kerena peristiwa-peristiwa yang dipelajari
bersifat abstrak tidak kasat mata sehingga tidak bisa dilihat langsung oleh
siswa.
Media
pembelajaran sangat dibutuhkan dalam pembelajaran untuk materi ini. Media
pembelajaran yang tepat diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa sehingga
siswa dapat membangun pengetahuannya.
B.
Penelitian
Yang Relevan
Filmawati (2001) dalam penelitiannya tentang kontribusi motivasi
belajar, persepsi siswa tentang sarana belajar terhadap hasil belajar,
menyimpulkan bahwa kedua variabel signifikan dalam meningkatkan hasil belajar
siswa.
Masrifa
Hidayani (2006) dalam penelitiannya dalam pengaruh media audiovisual terhadap
hasil belajar bahasa Arab mahasiswa STAIN Bengkulu menemukan bahwa media
audiovisual ternyata sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
C.
Hipotesis
Penelitian
1). Hasil
belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan media audiovisual lebih
tinggi dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan tanpa
menggunakan media audiovisual.
2). Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi
belajar yang diajarkan dengan menggunakn media audiovisual lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan motivasi belajar rendah yang
diajarkan tanpa menggunakan media media audiovisual.
3). Hasil
belajar fisika siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan
menggunakan audiovisual lebgi tinggi dibandingkan dengan hasil belajar fisika
siswa dengan yang diajar tanpa menggunakan media audiovisual
4). Terdapat
interakasi antara penggunaan media dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matapelajaran fisika.
D.
Hipotesisis
Statistik
1.
H0 : Hasil belajar fisika siswa yang diajar
dengan menggunakan media audiovisual
sama dengan hasil belajar fisika siswa
yang diajar tanpa menggunakan media audiovisual
Hi : Hasil belajar fisika yang
diajar dengan menggunakan medai audiovisual
lebih tinggi dari hasil belajar fisiak siswa yang diajar tanpa
menggunakan media audiovisual
H0 : µA1 = µA2
Hi : µA1 > µA2
2.
H0 : Hasil belajar fisika siswa dengan
motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media audiovisual sama
dengan hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar
tanpa menggunakan media audiovisual
Hi : Hasil belajar fisika siswa
dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media audiovisual
lebih tinggi dari hasil belajar fiska siswa dengan motivasi belajar rendah yang
diajar tanpa menggunakan media audiovisual
H0 : µA3B1 = µA4B1
Hi : µA3B1 > µA4B1
3.
H0 : Hasil belajar fisika siswa dengan
motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media audiovisual sama
dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajatjar
rendah
Hi : Hasil belajar fisika siswa
dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media audiovisual
lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa dengan motivasi
belajar rendah tanpa menggunakan media audiovisual
H0 : µA3B2 = µA4B2
Hi : µA3B2 > µA4B2
4.
H0 : Tidak terdapat interaksi antara penggunaan media audiovisual
dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar fisika
Hi : Terdapat interaksi antara penggunaan media
audiovisual dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar fisika
H0 : (µA3B2-µA4B2) = (µA3B1-µ,A4B1)
Hi :
(µA3B2-µA4B2) > (µA3B1-µA4B1)
Keterangan:
Hasil Belajar
Motivasi
|
Pembelajaran
dengan
Audiovisual
(A3)
|
Pembelajaran
tanpa
Audiovisual
(A4)
|
Motivasi
belajar
tinggi (B1)
|
A3B1
|
A4B1
|
Motivasi
belajar
rendah (B2)
|
A3B2
|
A4B2
|
A1 : hasil
belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media audiovisual
A2 : hasil belajar siswa tanpa menggunakan
media audio visual
A3 : hasil belajar kelompok siswa yang diajar
dengan media audio visual
A4 : hasil belajar kelompok siswa yang diajar
tanpa media audio visual
B1 : motivasi belajar tinggi
B2 : motivasi belajar rendah
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Jenis, Waktu,
dan Tempat Penelitian
Jenis penelitian ini adalh penelitian
kesperimen yang menggunakn dua kelas. Kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Penelitian ini dilakukan sebanyak 10 kali di
SMAN 1 Sungai Penuh pada semester genap.
B.
Populasi dan Sampel
1). Populasi: seluruh siswa yang berada di
sekolah SMAN 1 Sungai Penuh
2). Sampel: dipilih dengan teknik pengambilan
sample random sampling.
C.
Teknik
Pengumpulan Data
1)
Tes
Hasil belajar untuk mendapat gambaran hasil
belajar kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan media audiovisual dan
kelompok siswa yang diajar tanpa menggunakan media audiobisual.
2)
Angket
Untuk mengumpulkan data tentang motivasi
belajar siswa
D.
Instrumen penelitian
Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah
berupa tes objektif berbentuk pilihan.
a).
Penyusunan instrumen
·
Mengadakan identifikasi
·
Menjabarkan variabel menjadi sub variabel
·
Mencari indikator setiap sub variabel
·
Menderetkan deskriptor menjadi instrumen
·
Melengkapi instrumen dengan pedoman (instruksi)
b). Uji coba
instrumen
Untuk mengetahui validitas dan releabilitasnya dari tes
dan angket diselidiki dengan meminta
pendapat ahli.
c). Analisis Hasil uji Coba
( 1).
Motivasi belajar
·
Uji kesahihan (validity)
Dengan rumus product moment:
rxy=
Keterangan:
rxy= product moment
x = skor butir ke-n
y = skor butir total
·
Uji keandalan (releabilitas)
Dengan menggunakan rumus alpha:
r11=
Keterangan:
r11= Reabilitas tes
n= jumlah soal
Merkur Gold Strike Safety Razor - FEBCASINO
BalasHapusMerkur's Gold Strike herzamanindir.com/ Safety worrione Razor, Merkur https://febcasino.com/review/merit-casino/ Platinum Edge Plated Finish, German, Gold-Plated, Satin casino-roll.com Chrome Finish. Merkur has a more aggressive jancasino looking,