Sabtu, 14 April 2012

Contoh Proposal Tesis


BAB I
PENDAHULUAN


   A.     Latar Belakang
Pelajaran fisika sangat menyenangkan dan menarik untuk dipelajari, karena fisika merupakan ilmu dasar dan menjadi tulang punggung perkembangan teknologi modern. Perkembangan teknologi yang pesat saat ini tidak terlepas dari andil besar pengaplikasian ilmu fisika. Peranan ilmu fisika yang besar ini menuntut manusia untuk dapat memahami dan menguasainya dengan baik. Berdasarkan studi awal peneliti ke beberapa sekolah di kota Sungai Penuh melalui wawancara secara lisan dengan bebrapa orang guru dan siswa, didapatkan bahwa sebagian besar siswa masih menganggap fisika sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan. Anggapan ini menyebabkan rendahnya motivasi siswa untuk belajar sehinggan hasil belajar fisika rendah dan masih banyak yang dibawah KKM.
Fenomena dilapangan ini, disebabkan karena metode pembelajaran yang dialakukan oleh duru cenderung didominasi metode tertentu, sehingga siswa pasif dalam proses pembelajaran. Guru hanya meningkatkan pengetahuan kognitif siswa dengan memberikan hafalan-hafalan teori dari materi yang ada. Pembelajaran yang dilakukan hampir tidak ada menggunakan media dalam proses pembelajaran.  Fenomena inilah yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa yang berdampak terhadap hasil belajar siswa.
Banyak faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar fisika SMAN 1 Sungai Penuh antara lain, strategi pembelajaran, metode mengajar, motivasi belajar, kemampuan guru dalam mendesain pembelajaran, lingkungan dan iklim belajar, serta media pembelajaran yang digunakan.
Banyak cara untuk membuat pelajaran fisika menjadi lebih menarik, salah satunya adalah penggunaan media yang kontekstual dan mudah dipahami. Salah satunya adalah media audiovisual. Media pembelajaran ini memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran terutama pada materi menganalisis cara perpindahan kalor. Diman pada materi ini siswa dituntun agar bisa mengkonkritkan konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak. Dalam mendesain pembelajaran guru mempertimbangkan aspek media dalam perancanaan pembelajarannya. Untuk itu guru harus berupaya menggunakan dan menerapakan pembelajaran dengan bantuan media yang ada. Pemilihan dan penggunaan media harus mempedomani turjuan pembelajaran yang akan dicapai,karakteristik siswa, dan lingkungan belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual dan Motivasi belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Materi menganalinis Cara Perpindahan Kalor di SMAN 1 Sungai Penuh”. 
    
  B.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan bahwa banyak faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa.  Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua jenis yang bersumber dari diri siswa dana faktor yang bersumber dari luar diri siswa.
Faktor yang bersumber dari dalam diri dikategorikan faktor biologis, meliputi: usia, kematangan, dan kesehatan. Sedangkan faktor psikologis, meliputi: minat, motivasi, dan kebiasaan belajar.
Faktor yang berasal dari luar diri siswa dikategorikan antara lain faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, susasana rumah, keadaan ekonomi, dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah, meliputi: strategi mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, media pengajaran, dan sebagainya. Faktor masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan sebagainya.

   C.      Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, maka dalam penelitian in dibatasi pada penggunaan media pembelajaran khusunya media audiovisual dan motivasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar fisika pada materi menganalisis cara perpindahan kalor

   D.     Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.      Apakah hasil belajar fisika kelompok siswa yang diajarkan menggunakan media audiovisual lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diajarkan tanpa media audiovisual?
2.      Apakah hasil belajar fisika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajarkan dengan menggunakan media audiovisual lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diajarkan tanpa media audiovisual?
3.      Apakah hasil belajar fisika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajarkan dengan menggunakan media audiovisual lebih tinggi dari pada kelompok yang diajarkan tanpa media audiovisual?
4.      Apakah terdapat interaksi antara penggunaan media dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika?

E.      Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukan, maka tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.      Pengaruh penggunaan media audiovisual terhadap hasil belajar mata pelajaran  fisika
2.      Pengaruh penggunaan media audiovisual pada siswa dengan motivasi belajar tinggi terhadap hasil belajar pada mata pelajaran fisika
3.      Pengaruh penggunaan media audiovisual pada siswa dengan motivasi belajar rendah terhadap hasil belajar pada mata pelajaran fisika
4.      Interaksi penggunaan media audiovisual dan motivasi belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran fisika  

F.       Kegunaan Penelitian
1.      Pengembangan ilmu teknologi pendidikan khususnya dalam kawasan desain pembelajaran dan media pembelajaran
2.      Para praktisi dan akademisi LPMP, untuk pengembangan media pembelajaran dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
3.      Kepala dinas pendidikan, sebagai masukan dalam rangka meningkatkan mutu dan ketuntasan dalam pembelajaran
4.      Guru, membantu untuk mengembangkan dan menerapka penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
5.      Peneliti selanjutnya, memberi masukan untuk meneliti lebih lanjut dalam rangka mengembangkan strategi pembelajaran dan media pembelajaran.







BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A.   Deskripsi teoritis
1.    Media Audiovisual
a.    Pengertian media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medio? Dalam bahasa Latin, media dimaknai sebagai antara. Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.   Satu hal yang perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat dikatakan menunjang pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan pembelajarannya.
           Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002:6).
           Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.
Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.

b.  Fungsi media pembelajaran
              Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui. Fungsi pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai media sumber belajar. Kedua fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam ulasan di bawah ini.
1). Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
                Tentunya kita tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara lain berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.
               Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.

2). Media pembelajaran sebagai sumber belajar
               Sekarang Anda menelaah media sebagai sumber belajar. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan siswa.

c.       Macam-macam Media dan Karakteristiknya
 Media pembelajaran dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi:
1). Media auditif
             Media yang hanyamengandalkan suara saja seperi radio,kaset rekoorder,     piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran.
2).Media visual
               Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
3).Media audio visual
            Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunya kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi dalam:
(a). Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar derasal dari satu sumberseperti video kaset.
(b). Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya filmbingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.

d.      Kelebihan dan kekurangan Media Pembelajaran
            Meskipun dalam penggunaannya jenis-jenis teknologi dan media sangat dibutuhkan guru dan siswa dalam membantu kegiatan pembelajaran, namun secar`umu terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya.    Diantara kelebihan atau kegunaan media pembelajaran yaitu:
1). Memperjelas penyajian pesanagar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam      bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka).
2). Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
(a)  Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar,    film
bingkai, film atau model
           (b). Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai,
film atau gambar
            (c). Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed photografi
            (d). Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal
            (e). Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll
          (f). Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll)  dapat di visualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll.
3). Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
(a).Menimbulkan kegairahan belajar
(b).Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan
(c).Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan       dan minat masing-masing.
4). Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan mengalami kesulitan.
Semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini juga bisa diatasi dengan media yang berbeda dengan kemempuan dalam:
(a)   Memberikan perangsang yang sama
(b)   Mempersamakan pengalaman
(c)    Menimbulkan persepsi yang sama
   Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran visual anatar lain terlalu menekankan bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak menghirukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain,pengembangan,produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan visual. Disamping itu juga bahan visual dipandang sebagai alat bantu semata bagi guru dalam proses pembelajaran sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat bantu tersebut diabaikan. Kelemahan audio visual terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat Bantu guru dalam proses pembelajaran.


2).  Motivasi Belajar
    Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya (Pintrich, 2003).
   Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007). Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2000).
Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas, Brophy (2004) menyatakan bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu, siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy, 2004).

   3). Hasil Belajar
               Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Beajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru),  seperti yang dikemukakan oleh Sudjana.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22). 
      Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
 4).  Karakteristik Konsep Perpindahan Kalor
  Salah satu kompetensi dasar pada silabus fisika di kelas X semester 2 SMAN 1 Sungai Penuh yaitu: “menganalisis cara perpindahan kalor”. Indikator pencapaian kompetensi dasar tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mempunyai kemampuan dalam hal-hal:
1.      Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konduksi
2.      Menganalisis  perpindahan kalor dengan cara konveksi
3.      Menganalisis  perpindahan kalor dengan cara radiasi
Kalor dapat dikatakan sebagai energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan.  Perpindahan kalor ini dapat terjadi melaui tiga cara, yaitu:
a.      Konduksi
            Perpindahan kalor secara konduksi merupakan perpindahan kalor melalui  suatu zat, tanpa disertai dengan perpindahan partikel -partikel itu. Besarnya kalor yang dipindahkan secara konduksi tiap suhu satuan waktu dirumuskan:
       ..........................................……………….(1)
dimana:
                      = Laju perpindahan kalor tiap satuan waktu (Js-1)
                     k   =  Konduktivitas (Jm-1s-1 0C-1)
                      A  = Luas penampang batang (m2)
                      = Panjang batang(m)
b.      Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi merupakan perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat itu. Besarnya panas yang dialirkan tiap satuan waktu dirumuskan:
                      ...........................................................……(2)
dimana:
  = Laju perpindahan k alor tiap satuan waktu (Js-1)
                          h  = Tetapan konveksi (Js-1m-1C-1)
                A = Luas penampang(m2)
              ∆T = Selisih suhu (0C)
c.       Radiasi
            Perpindahan kalor secara radiasi merupakan perpindahan kalor yang terjadi tanpa melalui medium tetapi melalui pancaran dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Banyaknya panas yang dipancarkan oleh benda tiap satuan waktu dirumuskan :
            ...................................................................(3)
           dimana:
                        =  Laju perpindahan kalor tiap satuan waktu (Js-1)
                        e = Emisivitas
                       = Tetapan Stefan Boltzman  ( 5,67x10-8 )
                     A  = Luas permukaan benda (m2)
                     T   = Suhu mutlak (0K)
           (Ozisik, M. Necati & Bayazitoglu, Yildiz, 1988:2)
                        Materi pada pencapaian kompetensi ini bersifat abstrak yang membutuhkan pemahaman yang tinggi dari siswa dalam penjabarannya. Peningkatan pemahaman materi ini membutuhkan animasi-animasi, kerena peristiwa-peristiwa yang dipelajari bersifat abstrak tidak kasat mata sehingga tidak bisa dilihat langsung oleh siswa.
                        Media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam pembelajaran untuk materi ini. Media pembelajaran yang tepat diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa sehingga siswa dapat membangun pengetahuannya.
B.        Penelitian Yang Relevan
       Filmawati (2001) dalam penelitiannya tentang kontribusi motivasi belajar, persepsi siswa tentang sarana belajar terhadap hasil belajar, menyimpulkan bahwa kedua variabel signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
       Masrifa Hidayani (2006) dalam penelitiannya dalam pengaruh media audiovisual terhadap hasil belajar bahasa Arab mahasiswa STAIN Bengkulu menemukan bahwa media audiovisual ternyata sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa.

C.        Hipotesis Penelitian
1). Hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan media audiovisual lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan tanpa menggunakan media audiovisual.
2).  Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar yang diajarkan dengan menggunakn media audiovisual lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajarkan tanpa menggunakan media media audiovisual.
3). Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan audiovisual lebgi tinggi dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa dengan yang diajar tanpa menggunakan media audiovisual
4). Terdapat interakasi antara penggunaan media dengan motivasi belajar siswa  terhadap hasil belajar matapelajaran fisika.

D.       Hipotesisis Statistik
1.      H0 : Hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan media   audiovisual sama dengan  hasil belajar fisika siswa yang diajar tanpa menggunakan media audiovisual
Hi : Hasil belajar fisika yang diajar dengan menggunakan medai audiovisual   lebih tinggi dari hasil belajar fisiak siswa yang diajar tanpa menggunakan media audiovisual
H0        : µA1 = µA2
Hi         : µA1 > µA2
2.      H0 : Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media audiovisual sama dengan hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar tanpa menggunakan media audiovisual
Hi : Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media audiovisual lebih tinggi dari hasil belajar fiska siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar tanpa menggunakan media audiovisual
H0        : µA3B1 = µA4B1
Hi         : µA3B1 > µA4B1
3.      H0 : Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media audiovisual sama dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajatjar rendah
Hi : Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media audiovisual lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar rendah tanpa menggunakan media audiovisual
H0        : µA3B2 = µA4B2
Hi         : µA3B2 > µA4B2
4.      H0 : Tidak terdapat  interaksi antara penggunaan media audiovisual dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar fisika
Hi  : Terdapat interaksi antara penggunaan media audiovisual dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar fisika
H0        : (µA3B2-µA4B2) = (µA3B1-µ,A4B1)
Hi         : (µA3B2-µA4B2) > (µA3B1-µA4B1)
              Keterangan:
              Hasil Belajar


Motivasi
Pembelajaran
dengan
Audiovisual
(A3)
Pembelajaran
tanpa
Audiovisual
(A4)
Motivasi belajar
tinggi (B1)
A3B1
A4B1
Motivasi belajar
rendah (B2)
A3B2
A4B2

A1 : hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media audiovisual
A2    : hasil belajar siswa tanpa menggunakan media audio visual
A3    : hasil belajar kelompok siswa yang diajar dengan media audio visual
A4    : hasil belajar kelompok siswa yang diajar tanpa media audio visual
B1    : motivasi belajar tinggi
B2   : motivasi belajar rendah


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


A.   Jenis, Waktu, dan Tempat Penelitian
Jenis penelitian ini adalh penelitian kesperimen yang menggunakn dua kelas. Kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Penelitian ini dilakukan sebanyak 10 kali di SMAN 1 Sungai Penuh pada semester genap.
B.   Populasi dan Sampel
1). Populasi: seluruh siswa yang berada di sekolah SMAN 1 Sungai Penuh
2). Sampel: dipilih dengan teknik pengambilan sample random sampling.
C.   Teknik Pengumpulan Data
1)       Tes
            Hasil belajar untuk mendapat gambaran hasil belajar kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan media audiovisual dan kelompok siswa yang diajar tanpa menggunakan media audiobisual.
2)       Angket
     Untuk mengumpulkan data tentang motivasi belajar siswa
D.   Instrumen penelitian
Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah berupa tes objektif berbentuk pilihan.
a). Penyusunan instrumen
·         Mengadakan identifikasi
·         Menjabarkan variabel menjadi sub variabel
·         Mencari indikator setiap sub variabel
·         Menderetkan deskriptor menjadi instrumen
·         Melengkapi instrumen dengan pedoman (instruksi)

b). Uji coba instrumen
Untuk mengetahui validitas dan releabilitasnya dari tes dan angket     diselidiki dengan meminta pendapat ahli.
       c). Analisis Hasil uji Coba
( 1). Motivasi belajar
·         Uji kesahihan (validity)
Dengan rumus product moment:
rxy=
Keterangan:
rxy= product moment
x = skor butir ke-n
y = skor butir total

·         Uji keandalan (releabilitas)
Dengan menggunakan rumus alpha:
r11=  
Keterangan:
r11= Reabilitas tes
n= jumlah soal
𝛕2= jumlah varians skor setiap item
𝛕t²= varians total
     (2). Tes Hasil Belajar
·         Uji kesahihan (Validity)
Daya beda:
n= -  = PA-PB

Keterangan:
D= Daya beda
JA=Banyak peserta kelompok atas
JB= Banyak peserta kelompok bawah
BA= Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal benar
PA= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tingkat kesukaran:
P =
Keterangan:
P= Indeks kesukaran
B= banyaknya siswa yang menjawab benar
Js= jumah siswa peserta tes
·         Uji keandalan (releabilitas)
r11= 
Keterangan:
r11= Reabilitas tes
p=proporsi subjek yang menjawab benar
q= proporsi subjek yang menjawab salah
k= banyak item
S= standar diviasi

E.    Teknik Analisis Data
Uji normalitas data digunakan uji lilifors, sedangkan homogenitas data digunakan uji homogenitas varians dengan uji F (Sudjana, 1996:246).
   , α= 0,05
     Siswa dengan motivasi yang tinggi dan rendah dianalisis dengan menggunakan statistik uji perbedaan atau uji-t.
                                    t =
            Keterangan:
            S = simpangan baku kedua kelas
            Xe = nilai rata-rata kelas eksperimen
            Xk =  nilai rata kelas kontrol
            ne = jumlah siswa kelompok eksperimen
            nk = jumlah siswa kelompok kontrol
                                   















DAFTAR PUSTAKA

Arief S Sadiman dkk. (2006). Media Pendidikan: Pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya.Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Azhar Arsyad.(2000). Media Penglajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta : Depdiknas, Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Harjanto.(1997). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Marthen Kanginan.(2004).Fisika 1B Untuk SMA Kelas X, Semester 2. Jakarta: Erlangga.
Moh. Uzer Usman.1(995). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana & Ahmad Rivai. (1997). Media Pengajaran.Bandung:Sinar Baru.
Oemar Hamalik.(1999). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara.
--------------------. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Ozisik, M. Necati & Bayazitoglu, Yildiz.(1988). Elements of Heat Transfer. New York: McGraw-Hill Book Co.
Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan peneliti pemula. Bandung: Alfabeta.
Rudi Susilana & Cepi Riyana.(2008). Media Pembelajarn: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung:Wacana Prima.
Sardiman. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Slameto.(1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarata: Rineka Cipta.
Sofyan Hidayat. (2008). Gado-gado Fisika, Semua Tentang Fisika Ada Disini. Jakarta: Grafiti.
Sumiati & Asra. (2008). Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

DAFTAR ISI

BAB I.
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang     ...................................................................
1

B.Identifikasi Masalah ...............................................................
C. Perumusan Masalah     ..........................................................
2
3

D. Pembatasan Masalah     .........................................................
3

E. Tujuan Penelitian     ................................................................
3

F. Kegunaan Penelitian     ...........................................................
4
BAB II.
KAJIAN PUSTAKA


A. Deskripsi teoritis ....................................................................
5

1)  . Media  Audiovisual....  ....................................................
5

     2). Motivasi Belajar ............................................................
10

     3). Hasil Belajar...................................................................
      11

     4). Konsep Perpindahan Kalor .............................................
B. Penelitian yang Relevan.......................................................
       11
       14


BAB III.
C. Hipotesis Penelitian ................................................................
D. Hipotesis Statistik ...................................................................                 
METODOLOGI PENELITIAN
       14
       15

A. Jenis, Waktu, dan Tempat Penelitian     …………......................
17

B. Populasi dan Sampel  …….......................................................
17

C. Teknik pengumpulan Data     …………………...............................
       17
    D. Instrumen Penelitian .............................................................        17                          E.  Teknik Analisis Data ...............................................................          19
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................        21

BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang
Pelajaran fisika sangat menyenangkan dan menarik untuk dipelajari, karena fisika merupakan ilmu dasar dan menjadi tulang punggung perkembangan teknologi modern. Perkembangan teknologi yang pesat saat ini tidak terlepas dari andil besar pengaplikasian ilmu fisika. Peranan ilmu fisika yang besar ini menuntut manusia untuk dapat memahami dan menguasainya dengan baik. Berdasarkan studi awal peneliti ke beberapa sekolah di kota Sungai Penuh melalui wawancara secara lisan dengan bebrapa orang guru dan siswa, didapatkan bahwa sebagian besar siswa masih menganggap fisika sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan. Anggapan ini menyebabkan rendahnya motivasi siswa untuk belajar sehinggan hasil belajar fisika rendah dan masih banyak yang dibawah KKM.
Fenomena dilapangan ini, disebabkan karena metode pembelajaran yang dialakukan oleh duru cenderung didominasi metode tertentu, sehingga siswa pasif dalam proses pembelajaran. Guru hanya meningkatkan pengetahuan kognitif siswa dengan memberikan hafalan-hafalan teori dari materi yang ada. Pembelajaran yang dilakukan hampir tidak ada menggunakan media dalam proses pembelajaran.  Fenomena inilah yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa yang berdampak terhadap hasil belajar siswa.
Banyak faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar fisika SMAN 1 Sungai Penuh antara lain, strategi pembelajaran, metode mengajar, motivasi belajar, kemampuan guru dalam mendesain pembelajaran, lingkungan dan iklim belajar, serta media pembelajaran yang digunakan.
Banyak cara untuk membuat pelajaran fisika menjadi lebih menarik, salah satunya adalah penggunaan media yang kontekstual dan mudah dipahami. Salah satunya adalah media audiovisual. Media pembelajaran ini memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran terutama pada materi menganalisis cara perpindahan kalor. Diman pada materi ini siswa dituntun agar bisa mengkonkritkan konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak. Dalam mendesain pembelajaran guru mempertimbangkan aspek media dalam perancanaan pembelajarannya. Untuk itu guru harus berupaya menggunakan dan menerapakan pembelajaran dengan bantuan media yang ada. Pemilihan dan penggunaan media harus mempedomani turjuan pembelajaran yang akan dicapai,karakteristik siswa, dan lingkungan belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual dan Motivasi belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Materi menganalinis Cara Perpindahan Kalor di SMAN 1 Sungai Penuh”.

B.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan bahwa banyak faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa.  Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua jenis yang bersumber dari diri siswa dana faktor yang bersumber dari luar diri siswa.
Faktor yang bersumber dari dalam diri dikategorikan faktor biologis, meliputi: usia, kematangan, dan kesehatan. Sedangkan faktor psikologis, meliputi: minat, motivasi, dan kebiasaan belajar.
Faktor yang berasal dari luar diri siswa dikategorikan antara lain faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, susasana rumah, keadaan ekonomi, dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah, meliputi: strategi mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, media pengajaran, dan sebagainya. Faktor masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan sebagainya.

C.      Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, maka dalam penelitian in dibatasi pada penggunaan media pembelajaran khusunya media audiovisual dan motivasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar fisika pada materi menganalisis cara perpindahan kalor

D.     Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.      Apakah hasil belajar fisika kelompok siswa yang diajarkan menggunakan media audiovisual lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diajarkan tanpa media audiovisual?
2.      Apakah hasil belajar fisika kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajarkan dengan menggunakan media audiovisual lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diajarkan tanpa media audiovisual?
3.      Apakah hasil belajar fisika kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajarkan dengan menggunakan media audiovisual lebih tinggi dari pada kelompok yang diajarkan tanpa media audiovisual?
4.      Apakah terdapat interaksi antara penggunaan media dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika?

E.      Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukan, maka tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.      Pengaruh penggunaan media audiovisual terhadap hasil belajar mata pelajaran  fisika
2.      Pengaruh penggunaan media audiovisual pada siswa dengan motivasi belajar tinggi terhadap hasil belajar pada mata pelajaran fisika
3.      Pengaruh penggunaan media audiovisual pada siswa dengan motivasi belajar rendah terhadap hasil belajar pada mata pelajaran fisika
4.      Interaksi penggunaan media audiovisual dan motivasi belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran fisika  

F.       Kegunaan Penelitian
1.      Pengembangan ilmu teknologi pendidikan khususnya dalam kawasan desain pembelajaran dan media pembelajaran
2.      Para praktisi dan akademisi LPMP, untuk pengembangan media pembelajaran dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
3.      Kepala dinas pendidikan, sebagai masukan dalam rangka meningkatkan mutu dan ketuntasan dalam pembelajaran
4.      Guru, membantu untuk mengembangkan dan menerapka penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
5.      Peneliti selanjutnya, memberi masukan untuk meneliti lebih lanjut dalam rangka mengembangkan strategi pembelajaran dan media pembelajaran.







BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A.   Deskripsi teoritis
1.    Media Audiovisual
a.    Pengertian media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medio? Dalam bahasa Latin, media dimaknai sebagai antara. Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.   Satu hal yang perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat dikatakan menunjang pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan pembelajarannya.
           Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002:6).
           Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.
Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.

b.  Fungsi media pembelajaran
              Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui. Fungsi pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai media sumber belajar. Kedua fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam ulasan di bawah ini.
1). Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
                Tentunya kita tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara lain berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.
               Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.

2). Media pembelajaran sebagai sumber belajar
               Sekarang Anda menelaah media sebagai sumber belajar. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan siswa.

c.       Macam-macam Media dan Karakteristiknya
 Media pembelajaran dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi:
1). Media auditif
             Media yang hanyamengandalkan suara saja seperi radio,kaset rekoorder,     piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran.
2).Media visual
               Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
3).Media audio visual
            Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunya kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi dalam:
(a). Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar derasal dari satu sumberseperti video kaset.
(b). Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya filmbingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.

d.      Kelebihan dan kekurangan Media Pembelajaran
            Meskipun dalam penggunaannya jenis-jenis teknologi dan media sangat dibutuhkan guru dan siswa dalam membantu kegiatan pembelajaran, namun secar`umu terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya.    Diantara kelebihan atau kegunaan media pembelajaran yaitu:
1). Memperjelas penyajian pesanagar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam      bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka).
2). Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
(a)  Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar,    film
bingkai, film atau model
           (b). Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai,
film atau gambar
            (c). Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed photografi
            (d). Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal
            (e). Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll
          (f). Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll)  dapat di visualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll.
3). Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
(a).Menimbulkan kegairahan belajar
(b).Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan
(c).Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan       dan minat masing-masing.
4). Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan mengalami kesulitan.
Semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini juga bisa diatasi dengan media yang berbeda dengan kemempuan dalam:
(a)   Memberikan perangsang yang sama
(b)   Mempersamakan pengalaman
(c)    Menimbulkan persepsi yang sama
   Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran visual anatar lain terlalu menekankan bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak menghirukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain,pengembangan,produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan visual. Disamping itu juga bahan visual dipandang sebagai alat bantu semata bagi guru dalam proses pembelajaran sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat bantu tersebut diabaikan. Kelemahan audio visual terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat Bantu guru dalam proses pembelajaran.


2).  Motivasi Belajar
    Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya (Pintrich, 2003).
   Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007). Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2000).
Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas, Brophy (2004) menyatakan bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu, siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy, 2004).

   3). Hasil Belajar
               Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Beajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru),  seperti yang dikemukakan oleh Sudjana.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22). 
      Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
 4).  Karakteristik Konsep Perpindahan Kalor
  Salah satu kompetensi dasar pada silabus fisika di kelas X semester 2 SMAN 1 Sungai Penuh yaitu: “menganalisis cara perpindahan kalor”. Indikator pencapaian kompetensi dasar tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mempunyai kemampuan dalam hal-hal:
1.      Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konduksi
2.      Menganalisis  perpindahan kalor dengan cara konveksi
3.      Menganalisis  perpindahan kalor dengan cara radiasi
Kalor dapat dikatakan sebagai energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan.  Perpindahan kalor ini dapat terjadi melaui tiga cara, yaitu:
a.      Konduksi
            Perpindahan kalor secara konduksi merupakan perpindahan kalor melalui  suatu zat, tanpa disertai dengan perpindahan partikel -partikel itu. Besarnya kalor yang dipindahkan secara konduksi tiap suhu satuan waktu dirumuskan:
       ..........................................……………….(1)
dimana:
                      = Laju perpindahan kalor tiap satuan waktu (Js-1)
                     k   =  Konduktivitas (Jm-1s-1 0C-1)
                      A  = Luas penampang batang (m2)
                      = Panjang batang(m)
b.      Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi merupakan perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat itu. Besarnya panas yang dialirkan tiap satuan waktu dirumuskan:
                      ...........................................................……(2)
dimana:
  = Laju perpindahan k alor tiap satuan waktu (Js-1)
                          h  = Tetapan konveksi (Js-1m-1C-1)
                A = Luas penampang(m2)
              ∆T = Selisih suhu (0C)
c.       Radiasi
            Perpindahan kalor secara radiasi merupakan perpindahan kalor yang terjadi tanpa melalui medium tetapi melalui pancaran dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Banyaknya panas yang dipancarkan oleh benda tiap satuan waktu dirumuskan :
            ...................................................................(3)
           dimana:
                        =  Laju perpindahan kalor tiap satuan waktu (Js-1)
                        e = Emisivitas
                       = Tetapan Stefan Boltzman  ( 5,67x10-8 )
                     A  = Luas permukaan benda (m2)
                     T   = Suhu mutlak (0K)
           (Ozisik, M. Necati & Bayazitoglu, Yildiz, 1988:2)
                        Materi pada pencapaian kompetensi ini bersifat abstrak yang membutuhkan pemahaman yang tinggi dari siswa dalam penjabarannya. Peningkatan pemahaman materi ini membutuhkan animasi-animasi, kerena peristiwa-peristiwa yang dipelajari bersifat abstrak tidak kasat mata sehingga tidak bisa dilihat langsung oleh siswa.
                        Media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam pembelajaran untuk materi ini. Media pembelajaran yang tepat diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa sehingga siswa dapat membangun pengetahuannya.
B.        Penelitian Yang Relevan
       Filmawati (2001) dalam penelitiannya tentang kontribusi motivasi belajar, persepsi siswa tentang sarana belajar terhadap hasil belajar, menyimpulkan bahwa kedua variabel signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
       Masrifa Hidayani (2006) dalam penelitiannya dalam pengaruh media audiovisual terhadap hasil belajar bahasa Arab mahasiswa STAIN Bengkulu menemukan bahwa media audiovisual ternyata sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa.

C.        Hipotesis Penelitian
1). Hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan media audiovisual lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan tanpa menggunakan media audiovisual.
2).  Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar yang diajarkan dengan menggunakn media audiovisual lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajarkan tanpa menggunakan media media audiovisual.
3). Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan audiovisual lebgi tinggi dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa dengan yang diajar tanpa menggunakan media audiovisual
4). Terdapat interakasi antara penggunaan media dengan motivasi belajar siswa  terhadap hasil belajar matapelajaran fisika.

D.       Hipotesisis Statistik
1.      H0 : Hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan media   audiovisual sama dengan  hasil belajar fisika siswa yang diajar tanpa menggunakan media audiovisual
Hi : Hasil belajar fisika yang diajar dengan menggunakan medai audiovisual   lebih tinggi dari hasil belajar fisiak siswa yang diajar tanpa menggunakan media audiovisual
H0        : µA1 = µA2
Hi         : µA1 > µA2
2.      H0 : Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media audiovisual sama dengan hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar tanpa menggunakan media audiovisual
Hi : Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar tinggi yang diajar dengan menggunakan media audiovisual lebih tinggi dari hasil belajar fiska siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar tanpa menggunakan media audiovisual
H0        : µA3B1 = µA4B1
Hi         : µA3B1 > µA4B1
3.      H0 : Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media audiovisual sama dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajatjar rendah
Hi : Hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar rendah yang diajar dengan menggunakan media audiovisual lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa dengan motivasi belajar rendah tanpa menggunakan media audiovisual
H0        : µA3B2 = µA4B2
Hi         : µA3B2 > µA4B2
4.      H0 : Tidak terdapat  interaksi antara penggunaan media audiovisual dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar fisika
Hi  : Terdapat interaksi antara penggunaan media audiovisual dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar fisika
H0        : (µA3B2-µA4B2) = (µA3B1-µ,A4B1)
Hi         : (µA3B2-µA4B2) > (µA3B1-µA4B1)
              Keterangan:
              Hasil Belajar


Motivasi
Pembelajaran
dengan
Audiovisual
(A3)
Pembelajaran
tanpa
Audiovisual
(A4)
Motivasi belajar
tinggi (B1)
A3B1
A4B1
Motivasi belajar
rendah (B2)
A3B2
A4B2

A1 : hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media audiovisual
A2    : hasil belajar siswa tanpa menggunakan media audio visual
A3    : hasil belajar kelompok siswa yang diajar dengan media audio visual
A4    : hasil belajar kelompok siswa yang diajar tanpa media audio visual
B1    : motivasi belajar tinggi
B2   : motivasi belajar rendah


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


A.   Jenis, Waktu, dan Tempat Penelitian
Jenis penelitian ini adalh penelitian kesperimen yang menggunakn dua kelas. Kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Penelitian ini dilakukan sebanyak 10 kali di SMAN 1 Sungai Penuh pada semester genap.
B.   Populasi dan Sampel
1). Populasi: seluruh siswa yang berada di sekolah SMAN 1 Sungai Penuh
2). Sampel: dipilih dengan teknik pengambilan sample random sampling.
C.   Teknik Pengumpulan Data
1)       Tes
            Hasil belajar untuk mendapat gambaran hasil belajar kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan media audiovisual dan kelompok siswa yang diajar tanpa menggunakan media audiobisual.
2)       Angket
     Untuk mengumpulkan data tentang motivasi belajar siswa
D.   Instrumen penelitian
Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah berupa tes objektif berbentuk pilihan.
a). Penyusunan instrumen
·         Mengadakan identifikasi
·         Menjabarkan variabel menjadi sub variabel
·         Mencari indikator setiap sub variabel
·         Menderetkan deskriptor menjadi instrumen
·         Melengkapi instrumen dengan pedoman (instruksi)

b). Uji coba instrumen
Untuk mengetahui validitas dan releabilitasnya dari tes dan angket     diselidiki dengan meminta pendapat ahli.
       c). Analisis Hasil uji Coba
( 1). Motivasi belajar
·         Uji kesahihan (validity)
Dengan rumus product moment:
rxy=
Keterangan:
rxy= product moment
x = skor butir ke-n
y = skor butir total

·         Uji keandalan (releabilitas)
Dengan menggunakan rumus alpha:
r11=  
Keterangan:
r11= Reabilitas tes
n= jumlah soal

1 komentar:

  1. Merkur Gold Strike Safety Razor - FEBCASINO
    Merkur's Gold Strike herzamanindir.com/ Safety worrione Razor, Merkur https://febcasino.com/review/merit-casino/ Platinum Edge Plated Finish, German, Gold-Plated, Satin casino-roll.com Chrome Finish. Merkur has a more aggressive jancasino looking,

    BalasHapus