Jumat, 01 Juni 2012

TUGAS AKHIR MEDIA PEMBELAJARAN


TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN
TENTANG
“MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN



Oleh:
SHILVIA CITRA RUSTI
NIM. 1104016


Dosen Pembimbing:
Dr. Indrati Kusuman ingrum, M.Pd



PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012




BAB 1
TEORI PEMBELAJARAN DAN MEDIA

      A.    Teori Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapai tujuan pendidikan hanya bergantung kepada bagaimana proses belajar yang di alami oleh murid sebagai anak didik. Menurut Witharington (1952) “belajar merupakam perubahan kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola proses yng baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Crow and Crow dan Hilgrld. Menurut Crow and Crow (1958) belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru. Sedangkan menurut hilgard (1962) belajar adalah sutu proses dinama suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap sesuatu siatuasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Gage (1984) belajar diartikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. 
Dari defenisi yang telah dikemukakna diatas bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Dalam perkembangannya, berbagai teori belajar yang telah disampaikan oleh para ilmuwan tidak ada yang menunjukkan keunggulan yang holistic, karena teori tersebut hanya memandang dari sisi dan aspek tertentu yang ada dalam diri manusia. Sehingga segi positif dari teori-teori tersebut perlu dikombinasikan untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal, serta disesuaikan dengan pribadi dan karakter tiap-tiap individu.
Adapun jenis-jenis teori belajar adalah, sebagai berikut:
1).  Koneksionisme
              Teori koneksionisme adalah teori yang ditemukan dan dikembangkan oleh    Edward L. Thorndike (1874-1949). Berdasarkan eksperimennya, Thorndike berkesimpulan bahwa belajar adalah hubungan antara stimulus dan respons. Itulah sebabnya, teori koneksionisme juga disebut “S-R Bond Theory” dan “S-R Psychology of Learning”. Di samping itu, teori ini juga terkenal dengan sebutan “Trial and Error Learning”. (Muhibbin Syah, 2008:105). Setiap manusia maupun organisme lainnya, jika dihadapkan pada situasi yang baru akan melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya coba-coba secara membabi buta. Jika dalam usaha coba-coba itu secara kebetulan ada sesuatu yang dianggap memenuhi tuntutan situasi dan kondisi, maka tingkah laku atau perbuatan yang kebetulan cocok itu akan diingatnya. Sedangkan perbuatan atau tingkah laku yang dianggap tidak dapat memenuhi tuntutan situasi dan kondisi akan dilupakan. Tingkah laku ini terjadi secara otomatis sehingga belajar itu dapat dilatih dengan syarat-syarat tertentu.
2).    Pembiasaan (Conditioning)
    Pelopor dari teori ini adalah Ivan Pavlov, kemudian dengan perkembangannya melalui percobaan-percobaan ditemukan teori-teori yang lain seperti menurut Burrhus Frederic Skinner dan Edwin R. Guthrie.
Teori ini hanya dapat diterima dalam hal-hal belajar tertentu saja, umpamanya dalam belajar penguasaan skills (kecekatan-kecekatan) tertentu (Ngalim Purwanto, 2007:91). Termasuk dalam hal ini adalah keterampilan psikomotorik siswa.
3).   Kognitif
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan, secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).
Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.
Tahap-tahap Perkembangan Kognitif menurut Jean Piaget perkembangan kognitif (kecerdasan) anak dibagi menjadi empat tahap yaitu tahap sensori motor, pre-operasional, konkrit operasional dan formal operasional. Tahapan ini hendaknya tidak dipandang sebagai hal yang statis. Setiap harinya perkembangan mental anak mengalami kemajuan sesuai dengan kemampuannya untuk berinteraksi dengan lingkungan. Kematangan dan pengalaman yang cukup memungkinkan anak dapat mengembangkan struktur mental untuk menghadapi situasi yang dihadapi dengan cara yang lebih baik.
 4). Konstruktivisme
Prinsip konstruktivisme adalah inti dari filsafat pendidikan William James dan John Dewey (John W. Santrock, 2008:8). Konstruktivisme menekankan agar individu secara aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahaman. Konstruktivisme dikembang luas oleh Jean Piaget, ia dikenal sebagai seorang psikolog yang pada akhirnya lebih tertarik pada filsafat konstruktivisme dalam proses belajar. Titik sentral teori Jean Piaget adalah perkembangan pikiran secara alami dari lahir sampai dewasa, menurut Piaget untuk memahami teori itu kita harus paham tentang asumsi-asumsi biologi maupun implikasi asumsi-asumsi tersebut dalam mengartikan pengetahuan.
     Read More
     B.     Teori Media
Kata Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Menurut Lesle J.Brigges dalam Sanjaya (2008 : 204) menyatakan bahwa media adalah alat untuk perangsang bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Selanjutnya Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2008 : 204) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Sedangkan menurut Gerlach, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan ditampilkan. Bentuk media meliputi, sebagai contoh, diagram (gambar diam dan teks) slide ( gambar diam lewat proyektor) video (gambar bergerak dalam TV), dan multimedia komputer (grafik, teks, dan barang bergerak dalam TV) Setiap media itu mempunyai kekuatan dan batasan dalam bentuk tipe dari pesan yang bisa direkam dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media bisa menjadi sebuah tugas yang kompleks-merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang tersedia, keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran guru harus mampu mengembangkan suasana pembelajaran sebagaimana digambarkan di atas, guru juga dituntut untuk mampu mengembangkan sistem dan strategi beserta media pembelajran yang diselenggarakannya. Smaldino (2008) berpendapat bahwa jenis media pada penggunaannya dengan berbagai kombinasi yang cocok dan memadai akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar, menimbulkan gairah belajar dan memungknkan siswa untuk berinteraksi secara langsung dengan kenyataan yang dimediakan.
Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Gagne dan Briggs,1975 dalam Azhar,2007:4). Oleh karena itu, media pembelajaran memiliki peranan besar di dalam dunia pendidikan, sehingga penggunaan media yang tepat dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa.
Sumiati dan Asra (2008:163) mengemukakan kegunaan media yaitu:
1.      Menjelaskan materi pembelajaran atau objek yang abstrak (tidak nyata) menjadi konkrit (nyata).
2.      Memberikan pengalaman nyata dan langsung karena siswa dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya.
3.      Mempelajari materi pembelajaran secara berulang-ulang.
4.      Memungkinkan adanya persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap suatu materi pembelajaran atau objek.
5.      Menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan minat, motivasi, aktivitas, dan kreativitas belajar siswa.
6.      Membantu siswa belajar secara individual, kelompok, atau klasikal.
7.      Materi pembelajaran lebih lama diingat dan mudah untuk diungkapakn kembali dengan cepat dan tepat.
8.      Mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi pembelajaran dalam proses pembelajaran.
9.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa penggunaan media sebagai alat bantu mengajar merupakan salah satu upaya menyalurkan pesan dari guru ke siswa sebagai penerima pesan. Oleh karena itu, media pembelajaran memberikan solusi yang tepat bagi guru untuk digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat membantu dalam hal pencapaian kompetensi belajar siswa.
Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang palng sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang. Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media.
Rudy Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan gerak):
1.      Media audio
2.      Media cetak
3.      Media visual diam
4.      Media visual gerak
5.      Media audio semi gerak
6.      Media visual semi gerak
7.      Media audio visual diam
8.      Media audio visual gerak
Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:
1.      audio : Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
2.      cetak : buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3.      audio-cetak : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4.      proyeksi visual diam : Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
5.      proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara
6.      visual gerak : film bisu
7.      audio visual gerak : film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi
8.      obyek fisik : Benda nyata, model, spesimen
9.      manusia dan lingkungan : guru, pustakawan, laboran
10.  komputer : CAI
Schramm (1985) menggolongkan media berdasarkan kompleksnya suara, yaitu: media kompleks (film, TV, Video/VCD,) dan media sederhana (slide, audio, transparansi, teks). Selain itu menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak / radio, televisi), media kelompok (liputannya seluas ruangan / kaset audio, video, OHP, slide, dll), media individual (untuk perorangan / buku teks, telepon, CAI).
Disamping itu, Henrich, dkk menggolongkan:
1.      media yang tidak diproyeksikan
2.      media yang diproyeksikan
3.      media audio
4.      media video
5.      media berbasis komputer
6.      multi media kit.
Salah satu bentuk media audiovisual yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah video. Menurut  Arief  (2006:74)  “video sebagai media audiovisual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti ceritera), bisa bersifat informatif, edukatif maupun instruksional. Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri, yang dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, mempengaruhi sikap”.
Lebih lanjut Arief  (2006:74)  mengemukakan keunggulan video antara lain:
1.      Dapat menarik perhatian dalam periode yang singkat dari ransangan luar lainnya.
2.      Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dari ahli atau spesialis.
3.      Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya.
4.      Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.
5.      Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak atau objek yang berbahaya.
6.      Keras lemah suara yag ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengar.
7.      Gambar proyeksi bisa dibekukan untuk diamati dengan seksama.
8.      Guru bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan gambar tersebut, kontrol sepenuhnya di tangan guru.
9.      Ruangan tak perlu digelapkan waktu menyajikannya.

Animasi adalah film yang berasal dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Animasi mulai berkembang sekitar abad ke-18 di Amerika. Pada saat itu teknik  stop motion animation banyak disenangi. Teknik ini menggunakan serangkaian gambar diam/frame yang dirangkai menjadi satu dan menimbulkan kesan seolah-olah gambar tersebut bergerak. Selanjutnya, setelah teknologi komputer berkembang, bermunculan  animasi yang dibuat dengan teknologi komputer. Animasi itu macam-macam jenisnya, da yang  2 dimensi (2D) dan 3 dimensi (3D). Pada animasi 2D, figur animasi dibuat dan diedit di komputer dengan menggunakan 2D bitmap graphics atau 2D vector graphics. Sedangkan 3D lebih kompleks lagi karena menambahkan berbagai efek di dalamnya seperti efek percahayaan, air dan api, dan sebagainya. (Himawari ,2008:1)
Media pembelajaran video animasi  dapat memberi pengalaman konkrit yang memudahkan siswa belajar untuk mencapai penguasaan, mengingat, dan memahami konsep-konsep yang abstrak. Media pembelajaran ini, diharapkan dapat memberikan kesamaan pengalaman langsung kepada siswa dalam proses belajar-mengajar.



BAB 2
MODEL ASSURE

A.  ANALYZE LEARNER  (Analisis Pembelajar)
Tujuan utama dalam menganalisa termasuk pendidik dapat menemui kebutuhan belajar siswa yang urgen sehingga mereka mampu mendapatkan tingkatan pengetahuan dalam pembelajaran secara maksimal. Analisis pembelajar meliputi tiga faktor kunci dari diri pembelajar yang meliputi :
1)       General Characteristics (Karakteristik Umum)
Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang konstan, seperti, jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik. Adapun karakteristik pada pembelajaran kali ini yaitu kelas X SMAN 1 Sungai penuh.  Semua variabel konstan tersebut, menjadi patokan dalam merumuskan strategi dan media yang tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran.
Sebagai guru fisika di SMAN 1 Sungai Penuh, saya mengajar di kelas XA, XB, XC, dan XD dengam karakteristik umum siswa seperti tabel berikut ini:
Kelas
Jumlah
(Orang)
Umur (Tahun)
Keampuan Awal Rata-rata
KKM Fisika
XA
41
16-18
50-80
60
XB
40
16-18
45-80
60
XC
40
16-18
40-80
60
XD
39
16-18
40-85
60

                  Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa sebagian siswa masih menunjukkan hasil belajar di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).  Pada umumnya siswa berasal dari kalangan sosial ekonomi menengah kebawah. Sebagian besar  ssiwa berperilaku baik tetapi mereka  memperlihatkan kurangnya ketertarikan dan  kurangnya motivasi dalam belajar fisika. Karena pembelajaran dilakukan cenderung lebih menekankan pada materi pelajaran. Prioritas pembelajaran pada umumnya adalah menyelesaikan semua materi pelajaran. Pelajaran fisika masih dalam bentuk penyelesaian  perhitungan tanpa siswa mengetahui manfaat nyata dari konsep-konsep di lingkungan.

2)     Specific Entry Competencies (Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar)
  Penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan sebuah subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa (Smaldino dari Dick,carey& carey,2001). Hal ini akan memudahkan dalam merancang suatu pembelajaran agar penyamapain materi pelajaran dapat diserap dengan optimal oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Untuk materi suhu dan kalor, sebenarnya siswa sudah pernah mengenal materi ini sebelumnya di tingkat SLTP. Namun, dengan tingkat pemahaman yang tentu berbeda dengan yang dibutuhkan pada materi di SLTA.

    3)   Learning Style (Gaya Belajar)
Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan mengantarkan peserta didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan dan merespon dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat tiga macam gaya belajar yang dimiliki peserta didik, yaitu: 1. Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca 2. Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius, 3. Gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.
Sesuai dengan materi suhu dan kalor, gaya belajar yang cocok pada materi ini adalah gaya belajara visual yaitu dengan melihat contoh nyata peristiwa perpindahan kalor sehari-hari. Disamping itu media audio juga cocok digunakan karena  konsep-konsep yang absrtak bisa di tampilkan melaui video pembelajaran sehingga bisa mengkonkritkan konsep fisika yang bersifat abstrak. Hal ini tentunga dengan menyimak dan mendengar dengan serius. Oleh karena itu saya menyajikan pembelajaran dengan media pembelajaran berbasis komputer dengan menggunakan  LCD proyektor.

B.  STATE STANDARDS AND OBJECTIVES (Menentukan Standard Dan Tujuan)
Tahap selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan tujuan dan standar. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan kompetensi tertentu dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat.

1)      Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam Pembelajaran
Dasar dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan kompetensi seperti apa yang nantinya akan dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi dasar dalam pembelajaran siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam partisipasi dan keaktifannya dalam pembelajaran.
                        Pada pembelajaran fisika kelas X SMAN 1 Sungai Penuh, menggunakan standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai berikut:
             Standar Kompetensi:
                       Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi.
  Kompetensi Dasar:
1.      Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
2.      Menganalisis cara perpindahan kalor.
3.      Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya (2008 : 122-123) berikut ini :
a)      Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran.
b)      Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa
c)      Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem pembelajaran
d)       Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
2)     Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD
Menurut Smaldino,dkk.,setiap rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah lengkap. Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model belajar, pemanfaatan media dan sumber belajar berikut asesmen dalam KBM.  Rumusan baku ABCD tadi dijabarkan sebagai berikut:
A = audience
Pebelajar atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik, apa pun latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya sebaiknya jelas dan rinci.
            B = behavior
Perilaku belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perlaku belajar mewakili kompetensi, tercermin dalam penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan biasanya kata kerja yang terukur dan dapat diamati.
 C = conditions
Situasi kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pebelajar dapat belajar dengan baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi belajar ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi pembelajaran tertentu yang diterapkan selama proses belajar mengajar berlangsung.
            D = degree
                            Persyaratan khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan dalam presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang harus dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian kompetensi. Ada empat kategori pembelajaran, yaitu:
1. Domain Kognitif
Domain kognitif, belajar melibatkan berbagai kemampuan intelektual yang dapat diklasifikasikan baik sebagai verbal / informasi visual atau sebagai ketrampilan intelektual.
      2. Domain Afektif
Dalam domain afektif, pembelajaran melibatkan perasaan dan nilai-nilai.
      3. Motor Domain Skill
Dalam domain ketrampilan motorik, pembelajaran melibatkan atletik, manual, dan ketrampilan seperti fisik.
     4. Domain Interpersonal
Belajar melibatkan interaksi dengan orang-orang.
3)      Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan Individu
Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah materi yang diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda. Untuk mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery learning (kecepatan dalam menuntaskan materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki tiap individu.
  
   C.  SELECT STRATEGIES, TECHNOLOGY, MEDIA, AND MATERIALS (Memilih, Strategi,     Teknologi, Media dan Bahan ajar)
Langkah selanjutnya dalam membuat pembelajaran yang efektif adalah mendukung pemblajaran dengan menggunakan teknologi dan media dalam sistematika pemilihan strategi, teknologi dan media dan bahan ajar.
1). Memilih Strategi Pembelajaran
Pemilihan strategi pembelajarn disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran. Selain itu juga memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya dapat mendukung pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS model (Smaldino dari Keller,1987). ARCS model dapat membantu strategi mana yang dapat membangun  Attention  (perhatian) siswa, pembelajaran berhubungan yang Relevant dengan keutuhan dan tujuan, Convident , desain pembelajaran dapat membantu pemaknaan pengetahuan oleh siswa dan Satisfaction dari usaha belajar siswa.
Strategi pembelajaran dapat terlebih dahulu menentukan metode yang tepat. Beberapa metode yang dianjurkan untuk digunakan ialah (Dewi Salma Prawiradilaga, 2007):
  1. Belajar Berbasis Masalah (problem-based learning)
Metode belajar berbasis masalah melatih ketajaman pola pikir metakognitif, yakni kemampuan stratregis dalam memecahkan masalah.
  1. Belajar Proyek (project-based learning)
Belajar proyek adalah metode yang melatih kemampuan pebelajar untuk melaksanakan suatu kegiatan di lapangan. Proyek yang dikembangkan dapat pekerjaan atau kegiatan sebenarnya atau berupa simulasi kegiatan.
  1. Belajar Kolaboratif
Metode belajar kolaboratif ditekankan agar pebelajar mampu berlatih menjadi pimpinan dan membina koordinasi antar teman sekelasnya.

2) Memilih Teknologi dan Media yang sesuai dengan Bahan Ajar
        Memilih format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok    bahasan atau topik. Peran media pembelajaran menurut Smaldino:
Memilih , Mengubah, dan Merancang Materi
1.      Memilih Materi yang tersedia
  Melibatkan Spesialis Teknologi/Media
  Menyurvei Panduan Referensi Sumber dan Media
2.      Mengubah Materi yang ada
3.      Merancang Materi Baru
Dalam memilih teknologi dan media adalah media pembelajaran berbasis komputer  menggunakan panduan-panduan untuk menilai kesesuaian pemilihan teknologi dan media:
       Penyelarasan  dengan standar, hasil, dan tujuan peranti lunak menyedikan alat-alat yang diperlukan bagi siswa untuk memenuhi tujuan belajar.
       Bahasa yang sesuai umur kelas  siswa kelas X
      Tingkat ketertarikan dan keterlibatan siswa dalam media itu sendiri.
      Kualitas teknis dan aplikasinya.
       Panduan dan arahan pengguna.
      D.   UTILIZE TECHNOLOGY, MEDIA AND MATERIALS (Menggunakan Teknologi, Media   dan Bahan Ajar)
Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya  mengikuti langkah-langkah seperti dibawah ini,yaitu:
a).   Mengecek bahan (masih layak pakai atau tidak)
b).   Mempersiapkan bahan
c).   Mempersiapkan lingkungan belajar
d).   Mempersiapkan pembelajar
e).   Menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar)
·         Preview materi
Pendidik harus melihat dulu materi sebelum mennyampaikannya dalam kelas dan selama proses pembelajaran pendidik harus menentukan materi yang tepat untuk audiens dan memperhatikan tujuannya.
Guru melalukan appersepsi terhadap murid untuk  melihat dulu materi sebelum menyampaikannya dalam kelas dan selama proses pembelajaran guru harus menentukan materi yang tepat untuk seluruh siswa dan memperhatikan tujuannya.
·         Siapkan bahan
Pendidik harus mengumpulkan semua materi dan media yang dibutuhkan pendidik dan peserta didik. Pendidik harus menentukan urutan materi dan penggunaan media. Pendidik harus menggunakan media terlebih dahulu untuk memastikan keadaan media.
Karena yang media yang yang saya gunakan  adalah media  komputer maka harus  memastikan komputer itu baik untuk digunakan, sudah mempersiapkan slide power point yang akan ditampilkan, foto- foto, gambar, serta sudah tersedia LCD proyekter dan video singkat di dalam CD.
·         Siapkan lingkungan
Pendidik harus mengatur fasilitas yang digunakan peserta didik dengan tepat dari materi dan media sesuai dengan lingkungan sekitar.
Sesuai dengan gaya dan strategi yang digunakan guru memposisikan siswa dalam kelompok- kelompok kecil (5-7 orang dalam 1 kelompok) dengan  LCD proyektor yang sudah dapat di proyeksi ke depan papan tulis.
·         Peserta didik
Guru memberitahukan peserta didik tentang tujuan pembelajaran. Pendidik menjelaskan bagaimana cara agar peserta didik dapat memperoleh informasi dan cara mengevaluasi materinya.
·         Memberikan pengalaman belajar
Mengajar dan belajar harus menjadi pengalaman. Sebagai guru kita dapat memberikan pengalaman belajar seperti : presentasi di depan kelas dengan projector, demonstrasi, latihan, atau tutorial materi.

   E.  REQUIRE LEARNER PARCIPATION (Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik)
            Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi  dan media yang kita tampilkan. Seorang guru pada era teknologi sekarang dituntut untuk  memiliki pengalaman dan praktik menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi ketimbang sekedar memahami dan member informasi kepada siswa. Ini sejalan dengan gagasan konstruktivis bahwa belajar merupakan proses mental aktif yang dibangun berdasarkan pengalaman yang autentik, diman para siswa akan menerima umpan balik informative untuk mencapai tujuan mereka dalam belajar.
1.    Latihan Prnggunaan Teknologi
o   Teknologi sebagai Perkakas Teknologi
o     Teknologi sebagai Perangkat Komunikasi
o   Teknologi sebagi Perangkat Penelitian
o   Teknologi sebagai Perangkat Penyelesaian Masalah dan Pengambilan Keputusan
o    Menggunakan Peranti Lunak Pendidikan
o   Menggunakan Media lainnya untuk Latihan
2.      Umpan Balik
Sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, presentasi dan kuis singkat untuk menilai daya ingat dan keseriusan siswa selama belajar.
Untuk materi suhu dan kalor, para siswa secara individu memperhatikan  memperhatikan tayangan pembelajaran melalui media LCD proyektor. Kemudian siswa mengerjakan LKS dan mendiskusikan jawabannya secara kelompok. Sedangkan  guru sebagai fasilitator apabila siswa tidak bisa memcahkan masalah dalam diskusi, dan mencatat hasil pengamatan sebagai refleksi dan evaluasi  pembelajaran.

  F.     EVALUATE AND REVISE (Mengevaluasi dan Merevisi)
Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan dua tahapan yaitu:
1         1.  Penilaian Hasil Belajar Siswa,
o   Penilaian Hasil Belajar Siswa yang Otentik,
o    Penilaian Hasil Belajar Portofolio
o   Penilaian Hasil Belajar yang Tradisional / Elektronik.
  1. Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media
  2. Revisi Strategi, Teknologi, dan Media.
Ada beberapa fungsi dari evaluasi antara lain :
a)      Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa.
b)      Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.
c)      Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum.
d)     Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan siswa secara individual dalam mengambil keputusan.
e)      Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan tujuan khusus yang ingin dicapai
f)       Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk orang tua,guru,pengembang kurikulum,pengambil kebijakan.
Evaluasi
Adapun penilaian yang dilakukan  dalam pembelajaran Fisika untuk materi suhu dan kalor ini, meliputi nilai  Kognitif dan Afektif. Penilaian kognitif terdiri dari penilaian terhadap hasil kerja siswa yaitu:
  1. Penilaian Harian yang mencakup: nilai mengumpulkan tugas, PR, dan Ulangan Harian dengan mengambil nilai rata-rata tersebut (NH)
  2. Nilai Ujian Tengah semester (UTS)
  3. Nilai Ujian  Semester (UAS)
Ketiga nilai diatas dihitung  untuk penilaian pencapaian hasil belajar  yang dituangkan dalam Nilai Raport( NR)dengan menggunakan rumus:
                                  N R = (2 NH + UTS + UAS) : 4
Penilaian afektif  yaitu penilaian terhadap prilaku dan sikap siswa terhadap pembelajaran berlangsung yang dilakukan guru  terhadap siswa dengan indikator pengamatannya adalah :
  1. Tidak terlambat mengikuti pembejaran
  2. Membawa kelengkapan alat pembelajaran
  3. Membuat catatan  rangkuman pembelajaran
  4. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
  5. Dapat bekerja sama dengan teman dan antar kelompok
  6. Aktif dalam merespon pembelajaran
  7. Santun dalam komunikasi
  8. Tepat waktu dalam mengumpulkan tugas
Revisi
Apabila dalam pelaksanaannya proses pembelajaran di kelas tidak mendukung tujuan pembelajaran yang akan dicapai, maka akan dilakukan revisi Strategi, Teknologi, dan Media pembelajaran.



BAB 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah                       : SMAN 1 Sungai Penuh
Kelas / Semester        : X (sepuluh) / Semester II
Mata Pelajaran          : FISIKA
Alokasi Waktu           : 2 Jam Pelajaran

Standar Kompetensi
Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan  energi.

Kompetensi Dasar
    1.  Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.
    2.  Menganalisis cara perpindahan kalor.
    3. Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah.

Indikator Pencapaian Kompetensi 
1.    Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda.
  1. Menganalisis pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran benda (pemuaian).
  2. Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda.
  3. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konduksi.
  4. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konveksi.
  5. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara radiasi.
  6. Mendeskripsikan perbedaan kalor yang diserap dan kalor yang dilepas.
  7. Menerapkan asas Black dalam peristiwa pertukaran kalor.
A. Tujuan Pembelajaran
         Peserta didik dapat:
  •  Menjelaskan pengertian suhu. 
  • Menjelaskan tubuh bukan pengukur suhu yang baik. 
  •  Menjelaskan prinsip kerja termometer. 
  •  Menjelaskan pengertian sifat termometrik. 
  •  Menyebutkan beberapa contoh sifat termometrik. 
  •  Menyebutkan beberapa skala termometer. 
  • Menjelaskan hubungan skala suhu Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin. 
  • Menentukan skala umum dari berbagai skala termometer.
  •  Menyebutkan beberapa jenis termometer. 
  •  Membuat termometer sederhana. 
  •  Menjelaskan pengertian kapasitas kalor. 
  • Menjelaskan pengertian kalor jenis. 
  •  Menjelaskan proses pemuaian.
  •   Membedakan pemuaian panjang, luas, dan volum. 
  •  Menjelaskan hubungan antara koefisien muai panjang, luas, dan volum. 
  •  Membedakan wujud gas, cair, dan padat. 
  •  Menjelaskan perubahan wujud zat. 
  •  Membedakan kalor laten peleburan dan kalor laten penguapan. 
  •  Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan wujud zat.
Karakter siswa yang diharapkan  : 
     Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.
Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif   :  
   Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil.
B. Materi Pembelajaran
`           Suhu dan Kalor
C. Metode Pembelajaran
1.      Model   :  -   Direct Instruction (DI)
                                   -  Cooperative Learning
            2.  Metode  :  -  Diskusi kelompok
                                   -  Ceramah   
Strategi Pembelajaran
Tatap Muka
Terstruktur
Mandiri
·        Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.
- Melakukan studi pustaka untuk mencari informasi mengenai pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda.
- Siswa dapat  Menganalisis pengaruh kalor pada suhu, ukuran benda, dan wujudnya dalam pemecahan masalah melalui diskusi kelas.

       D. Langkah-langkah Kegiatan
         Pertemuan pertama: 2x45 Menit
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
1.         Pendahuluan
a.       Salam pembuka/doa, mengabsen kehadiran siswa
b.      Menyampaikan indikator yang akan dicapai pada pertemuan ini.
·         Motivasi dan Apersepsi:
-      Sebutkan beberapa contoh sifat termometrik.
-      Satuan apakah yang digunakan untuk skala termodinamika?
·         Prasyarat pengetahuan:
-      Apakah yang dimaksud dengan sifat termometrik?
-      Bagaimana hubungan skala Celcius dan Kelvi
    
5 Menit
2.          Kegiatan Inti
         Eksplorasi:
         Dalam kegiatan eksplorasi :
-  Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
          Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
-   Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian suhu. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-   Peserta didik memperhatikan media yang ditampilkan oleh mengenai tubuh bukan pengukur suhu yang baik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-   Peserta didik memperhatikan prinsip kerja termometer yang disampaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-   Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian sifat termometrik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-   Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk memberikan beberapa contoh sifat termometrik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-   Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan beberapa skala termometer. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan hubungan skala suhu Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-   Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-   Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-   Peserta didik memperhatikan penjelasan guru menentukan skala umum dari berbagai skala termometer. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-  Peserta didik memperhatikan contoh soal menghitung skala suhu Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin yang disampaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-   Guru memberikan beberapa soal menghitung skala suhu Celcius, danmeminta siswa mengisi LKS (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin untuk dikerjakan peserta didik.
-    Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-    Perwakilan peserta didik diminta untuk mendiskusikan jawaban LKS di depan kelas (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
        Konfirmasi
        Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
  Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-  Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,  Komunikatif, Tanggung Jawab.);
      
80 menit
3.         Kegiatan Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-     Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-     Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);

5 menit

         Pertemuan Kedua : 2 X 45 menit
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
1. Kegiatan Pendahuluan
             Motivasi dan Apersepsi:
-       Apakah kapasitas kalor merupakan sifat spesifik dari suatu zat?
-       Adakah hubungan antara koefisien muai panjang, luas, dan volum?
             Prasyarat pengetahuan:
-       Apakah yang dimaksud dengan kapasitas kalor?
-       Bagaimana terjadinya proses pemuaian?

10 menit

2 .Kegiatan Inti
         Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
-     Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif,Tanggung Jawab.);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
-   Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian kapasitas kalor, dengan memperhatikan vedio pembelajaran yang ditanyangkan (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
  -   Perwakilan peserta didik diminta untuk menjelaskan pengertian kalor jenis. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
  -   Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan energi kalor yang disampaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
   -  Guru memberikan beberapa soal menentukan energi kalor untuk dikerjakan peserta didik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
 -  Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-     Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan proses pemuaian. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
  -   Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan perbedaan pemuaian panjang, luas, dan volum. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
  -   Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan hubungan antara koefisien muai panjang, luas, dan volum. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
  -   Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
  -   Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
  -   Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan pemuaian panjang, luas, dan volum yang disampaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
  -   Guru memberikan beberapa soal menentukan pemuaian panjang, luas, dan volum untuk dikerjakan peserta didik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
 -  Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
-      Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-     Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,  Komunikatif, Tanggung Jawab.);

75    menit
3. Kegiatan Penutup
-   Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-     Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-     Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);


5  menit

         Pertemuan Ketiga: 2x45 Menit

KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
1. Pendahuluan
c.       Salam pembuka/doa, mengabsen kehadiran siswa
d.      Menyampaikan indikator yang akan dicapai pada pertemuan ini
Motivasi dan Apersepsi:
-      Sebutkan contoh perpindahan kalor secara konduksi dalam kehidupan sehari-hari.
-      Faktor apakah yang mempengaruhi laju perpindahan kalor secara konveksi?
Prasyarat pengetahuan:
-      Apakah yang dimaksud dengan konduksi?
-      Apakah yang dimaksud dengan konveksi?

   
5      Menit
2. Kegiatan Inti
    Eksplorasi
    Dalam kegiatan eksplorasi :
-  Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-   Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian kalor. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-   Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan cara perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Elaborasi
    Dalam kegiatan elaborasi, 
-           Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian konduksi. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-     Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh perpindahan kalor secara konduksi dalam kehidupan sehari-hari. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-     Peserta didik memperhatikan perumusan dalam menentukan laju perpindahan kalor secara konduksi yang disampaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-   Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan laju perpindahan kalor secara konduksi yang disampaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-   Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian konveksi. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-   Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan contoh perpindahan kalor secara konveksi dalam kehidupan sehari-hari. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-   Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan pengertian radiasi dan contoh perpindahan kalor secara radiasi dalam kehidupan sehari-hari. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-   Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok yang lain. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-   Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-   Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai perumusan dalam menentukan laju perpindahan kalor secara konveksi dan radiasi. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
       Konfirmasi
       Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
-   Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,  Komunikatif, Tanggung Jawab.);

80 menit
4.         Kegiatan Penutup
-   Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-     Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
-     Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Kerja keras, Mandiri, Demokratis,  Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab.);

5 menit

E. Sumber/media Belajar
a.  Buku Fisika SMA
b.  Buku referensi yang relevan
             c. Media Audiovisual
            d. LCD proyektor
            e. Laptop
F. Penilaian Hasil Belajar
        1. Penilaian kognitif :
Tes tertulis, dengan bentuk instrumen tes pilihan ganda dan tes uraian.
            Contoh instrumen:
                       -  Pilihan Ganda
Jika suhu benda dinaikkan menjadi dua kalinya, maka daya kalor yang dipindahkan secara radiasi berubah menjadi ....
 A. dua kali lebih besar
 B. empat kali lebih besar
 C. delapan kali lebih besar
 D. enam belas kali lebih besar
 E. tiga puluh dua kali lebih besar
-  Contoh tes isian
Dalam sebuah latihan yang cukup berat, tubuh dapat memompa darah sebanyak 2,00 liter per menit sehingga tubuh mengalami pendinginan sebesar 2,00 0C. Jika diasumsikan kalor jenis darah sama dengan kalor jenis air dan massanya jenisnya 1.050 kg/m3, laju konveksi yang muncul dalam peristiwa ini adalah ....
-  Contoh tugas rumah
Sebuah pendingin berukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm digunakan untuk menahan suhu es tetap berada pada kisaran -4 0C dan 0 0C. Ketebalan dinding pendingin ini 5 cm dan terbuat dari plastik dengan nilai konduktivitas termal 0,033 W /m 0K. Jika suhu lingkungan di sekitar lemari pendingin 30 0C. Tentukan laju kalor yang masuk ke pendingin.

        2. Penilaian afektif : Menilai aspek minat, etika dan kerjasama dalam kelompok dengan menggunakan lembar pengamatan.
        3. Penilaian psikomotorik : Menilai aspek kemampuan kerja siswa
           

Lampiran:
                                                  LEMBAR PENGAMATAN AFEKTIF
MATA PELAJARAN FISIKA
KONSEP SUHU DAN KALOR

Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Partisipasi dlm klpk
Kerjasama
Kelengkapan tugas individu dan klpk
Kerapian hasil kerja
Aktivitas saat diskusi klpk
Jumlah skor
Nilai









































Skor maksimum           : 3
Skor minimum             : 1
Dengan kriteria            : 3 = kegiatan baik sekali atau intensitas tinggi
                                      2 = kegiatan cukup atau intensitas sedang
                                      1 = kegiatan kurang atau intensitas rendah
Pedoman Penilaian      : Nilai = (jumlah skor x 100) : 15

Mengetahui                                                         Sungai Penuh,  Mei 2012
Kepala SMAN 1 Sungai Penuh                        Guru Mata Pelajaran
                                                             


 DARIYO, S.Pd, M.Kom                                    SHILVIA CITRA RUSTI
NIP. 196610071991011001                                  NIP. 198701242010012014
                                                

MEDIA PEMBELAJARAN YANG DIRANCANG
(Klik untuk melihat Media Pembelajaran Suhu dan Kalor )


DAFTAR PUSTAKA

Andi.2009. Teori-teori Belajar. http://andi1988.wordpress.com/2009/01/28/teori-teori-belajar-2/. Diakses. 20 mei 2012.
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Azhari, Ilyas. 1996. Psikologi Pendidikan. Semarang : Toha Putra.
Budiningsih, Asri.2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Himawari. (2008). Sejarah Animasi. http://bolehtau.wordpress.com/2008/02/12/
sejarah-animasi/. Diakses 20 Mei 2012.
Moh. Uzer Usman. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nursyamsi.2003. Psikologi Pendidikan. Padang : Baitul Hikmah.
Sadiman, Arif S. 2003. Media Pendidikan. Jakrta: Grafindo Persada.
Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition.  Boston: Allyn and Bacon
Smaldino, E. Sharon. 2005. Instructional Technology and Media for Learning. New York: Merril Prentice Hall.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sumiati & Asra. (2008). Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.


2 komentar: